Semarang, Justisia.com – Ratusan massa dari berbagai elemen masyarakat menggelar demonstrasi besar-besaran di depan Polda Jateng pada Kamis, (27/11).
Aksi ini dipicu oleh kasus penembakan seorang siswa SMK oleh oknum polisi beberapa waktu lalu.
Koordinator lapangan (korlap) aksi mengarahkan massa untuk bergerak menuju halaman Polda Jateng sekitar pukul 16.58 WIB. Massa yang terus bertambah dari berbagai arah menyerukan tuntutan yang sama, yakni meminta pelaku penembakan dihukum seberat-beratnya dan meminta pihak kepolisian tidak melindungi pelaku.
Puncak demonstrasi terjadi saat perwakilan dari teater UNNES memperagakan drama yang menggambarkan kejadian penembakan.
Selain itu, perwakilan mahasiswa UIN juga membacakan tuntutan tertulis yang meminta agar kasus-kasus serupa seperti tragedi Kanjuruhan tidak terulang dan pelaku harus bertanggung jawab.
“Bapak-ibu yang terhormat, apa kalian tidak berpikir kalian tidak punya orang tua? Korban juga punya orang tua, Pikir gak kalian!” jelas sang orator.
“Cuma perkara nyenggol, kalian bunuh. Tragedi kanjuruhan tidak kalian usut tuntas, kriminal-kriminal di Semarang tidak pernah kalian usut tuntas. Menggiring opini, menggiring isu bahwasanya temen-temen yang ditembak terafiliasi dari gerakan tawuran,” lanjutnya.
Perwakilan pelajar dari SMK N 4, sekolah asal korban penembakan, turut memberikan orasi yang emosional. Mereka menuntut keadilan dan meminta agar kasus ini diusut tuntas.
“Pelajar adalah harapan bangsa, di tangan mereka masa depan bangsa bergantung. Namun apa yang kita lihat sekarang, harap itu dihancurkan oleh tangan yang seharusnya melindungi,” jelas perwakilan pelajar SMK 4.
Demonstrasi berlangsung dengan tertib hingga pukul 18.20 WIB. Massa membubarkan diri setelah menyampaikan tuntutan mereka.
Penulis: Farhan Ali (Kru Magang 2024)
Red./Ed. Ann