
Tambahsari, Kendal – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) POSKO 38 UIN Walisongo Semarang melakukan terobosan inovatif dengan memperkenalkan bunga Lavender sebagai bagian dari program Tanaman Obat Keluarga (Toga) di Desa Tambahsari, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal. Inisiatif ini diwujudkan melalui kegiatan workshop penanaman yang tidak hanya fokus pada kesehatan keluarga tetapi juga potensi ekonomi lokal.
Latar Belakang: Lavender sebagai Toga Modern
Program kerja (proker) penanaman lavender ini dipilih mahasiswa KKN dengan pertimbangan bahwa tanaman ini merupakan Toga modern yang memiliki nilai ganda, baik untuk kesehatan maupun ekonomi. Selama ini, Toga diidentikkan dengan tanaman tradisional.
Koordinator workshop, Laiyina Amira, menjelaskan urgensi pemilihan lavender, “Kami ingin mengenalkan Toga yang tidak hanya tradisional, tapi juga memiliki manfaat kontekstual di masa kini. Aroma lavender yang menenangkan sangat efektif sebagai aromaterapi dan relaksasi. Lebih penting lagi, ia dikenal ampuh mengusir nyamuk. Hal ini sejalan dengan target kami untuk membantu menekan penyebaran penyakit yang dibawa nyamuk di desa ini, sambil membuka peluang produk turunan bernilai jual.”
Secara spesifik, lavender mengandung senyawa yang bermanfaat untuk mengatasi insomnia, mengurangi kecemasan, dan meredakan sakit kepala.
Kegiatan workshop dilaksanakan pada Minggu, 26 Oktober 2025, bertempat di Balai Pertemuan Desa Tambahsari. Antusiasme warga Tambahsari terlihat tinggi, dengan peserta yang didominasi oleh kelompok usia produktif hingga lansia, yakni berkisar 31 orang yang berasal dari usia 40 hingga 60 tahun ke atas.
Sesi inti kegiatan adalah praktik langsung penanaman yang dipimpin oleh narasumber ahli. Warga diajak praktik penanaman bibit lavender di lokasi percontohan PKD Krajan, dipandu dan didemonstrasikan langsung oleh Pak Dibyo.
Peran Pakar Lokal: Kontribusi dari BPP Limbangan
Keberhasilan workshop ini didukung penuh oleh kehadiran Pak Dibyo, seorang praktisi Toga dan pertanian lokal sekaligus Koordinator PLP di BPP Limbangan. Pak Dibyo menyampaikan materi teknis mulai dari pemilihan bibit, media tanam, hingga cara pemeliharaan lavender agar dapat tumbuh subur di iklim Kendal.
Dalam sesi penyampaian materi, Pak Dibyo menekankan pentingnya adopsi Toga inovatif, “Lavender ini adalah contoh Toga yang ‘cantik tapi juga bermanfaat’. Setelah ini ditanam, perawatan kuncinya ada pada penyiraman dan penempatan. Apabila warga konsisten, tanaman ini bukan sekadar penghias rumah, tetapi bisa menjadi aset keluarga, baik untuk kesehatan pribadi maupun potensi untuk diolah menjadi produk olahan bernilai ekonomi.”
Dampak Jangka Panjang dan Harapan Inovasi
Program KKN ini memiliki tujuan jangka panjang untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan keluarga di Desa Tambahsari. Target utamanya adalah menahan penyebaran nyamuk secara alami dan meningkatkan kesehatan keluarga melalui efek relaksasi dan aromaterapi.
Lebih jauh, mahasiswa KKN berharap proker ini menjadi stimulus agar warga Tambahsari dapat mengembangkan lavender hingga tahap panen dan pengolahan. Dengan bimbingan lebih lanjut, tanaman ini diharapkan dapat diolah menjadi produk turunan seperti minyak esensial, sabun, atau teh herbal, yang pada akhirnya dapat meningkatkan potensi ekonomi masyarakat setempat.
Penulis : Daffa
Red/Ed : Editor