
Boja, Justisia.com — Upaya menjaga kelestarian alam dapat dimulai dari hal sederhana, salah satunya dengan membuat produk ramah lingkungan untuk kebutuhan sehari-hari. Berangkat dari semangat tersebut, mahasiswa KKN Posko 20 UIN Walisongo Semarang menyelenggarakan kegiatan “Pelatihan Pembuatan Sabun Ramah Lingkungan” bersama Ibu-Ibu PKK Dusun Krajan. Kegiatan ini berlangsung di Soto Atap Klatak Boja dan diikuti dengan antusias oleh para peserta. Jumat, (31/10).
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya gaya hidup berkelanjutan sekaligus memberikan keterampilan praktis dalam membuat sabun cair non-SLS atau sabun ramah lingkungan tanpa kandungan Sodium Lauryl Sulfate—bahan kimia keras yang kerap menyebabkan iritasi kulit dan mencemari lingkungan. Dengan menerapkan prinsip green chemistry, kegiatan ini menjadi langkah nyata dalam mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap produk pabrikan yang kurang ramah lingkungan.
Menurut Rosma Amanda, Koordinator Kegiatan sekaligus mahasiswa KKN Posko 20, pelatihan ini digagas untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga lingkungan melalui langkah sederhana. “Kami ingin mengajak warga untuk lebih peduli dengan lingkungan lewat hal kecil yang bisa dilakukan di rumah. Salah satunya ya dengan membuat sabun alami tanpa bahan kimia keras,” jelasnya.
Dalam proses pembuatan sabun ramah lingkungan, peserta menggunakan ekstrak daun pandan alami sebagai bahan pewangi dan pewarna. Daun pandan dipilih karena memiliki aroma segar, warna alami, dan kandungan antibakteri yang aman bagi kulit. Mahasiswa menjelaskan tahapan pembuatan sabun cair mulai dari pencampuran bahan dasar, pengadukan larutan, hingga proses pengemasan yang higienis.
Suasana pelatihan berlangsung aktif dan menyenangkan. Ibu-Ibu PKK Dusun Krajan menunjukkan semangat tinggi dalam mengikuti setiap tahapan. Mereka bekerja sama dalam kelompok kecil untuk memastikan hasil sabun yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik. Selain memperoleh pengalaman baru, para peserta juga mendapatkan wawasan ilmiah mengenai pentingnya pemilihan bahan ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.
Di sela kegiatan, Bu Jumiyah, Ibu Kepala Desa sekaligus Ketua PKK Kaligading, turut menyampaikan apresiasinya. “Saya senang dengan adanya kegiatan ini. Ibu-ibu jadi bisa belajar bikin sabun sendiri yang aman dan ramah lingkungan. Kalau bisa diteruskan, bisa jadi peluang usaha juga,” ujarnya.
Pendapat serupa juga disampaikan oleh Ibu Rodhiah, Ketua PKK Dusun Krajan yang turut ikut sebagai peserta, mengaku senang dan antusias. “Awalnya saya kira susah, ternyata gampang. Bahannya alami, hasilnya juga wangi pandan segar. Saya pengen coba bikin lagi di rumah buat dipakai sendiri,” katanya sambil tersenyum.
Sementara itu Fendi Izza, salah satu anggota KKN Posko 20, menyampaikan harapannya agar kegiatan ini bisa terus berlanjut meskipun masa KKN sudah selesai. “Semoga masyarakat bisa terus melanjutkan praktik ini, jadi manfaatnya nggak berhenti disini aja,” ungkapnya.
Kegiatan ditutup dengan pembagian hasil sabun cair kepada tiap kelompok peserta dan pembersihan lokasi. Suasana penuh keakraban tampak dari tawa ibu-ibu yang bangga dengan hasil buatan mereka sendiri.
Menutup kegiatan, Rosma kembali menegaskan bahwa pelathan ini bukan sekadar praktik membuat sabun ramah lingkungan, melainkan wujud nyata kepedulian terhadap bumi. “Pelatihan ini sederhana, tapi maknanya besar. Dari sini kita belajar bahwa menjaga bumi bisa dimulai dari dapur sendiri,” tutupnya.
Penulis : Redaksi