
Semarang, Justisia.com – Arifah Riana, Wisudawan Program Studi Pendidikan fisika, Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, berhasil meraih predikat wisudawan terbaik tingkat universitas pada Wisuda Sarjana (S1) ke-98 yang digelar di aula Auditorium II Kampus 3. Sabtu, (1/11).
Ia lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,92. Dalam pidatonya, Arifah menegaskan bahwa mencari ilmu dalam pendidikan tinggi merupakan kewajiban mulia bagi setiap pencari pengetahuan. Ia mengenang perjalanan panjang selama empat tahun yang penuh tantangan, keraguan, dan perjuangan hingga akhirnya berujung pada keberhasilan yang membanggakan.
“Hari ini adalah hari yang telah lama kita nantikan bersama. Ilmu yang telah kita dapatkan nantinya akan membimbing kita dalam masa depan meski masih jauh tapi kita harus yakin dengan apa yang kita punya,”ungkapnya.
Arifah juga menyampaikan rasa terima kasih kepada orang tua dan keluarga atas dukungan moral maupun material, kepada para dosen atas bimbingan dan ilmunya, serta kepada pimpinan universitas dan fakultas atas fasilitas dan pelayanan yang diberikan selama menempuh pendidikan.
”Pertama, kepada orang tua dan keluarga tercinta. kedua kepada seluruh dosen di lingkungan UIN Walisongo Semarang. Terima kasih atas bimbingan, ilmu, arahan, dan inspirasi yang telah diberikan,” tuturnya.
Di sisi lain, Arifah berpesan kepada para wisudawan agar ilmu yang telah diperoleh tidak berhenti di ruang akademik, tetapi menjadi bekal untuk berkontribusi di tengah masyarakat.
“Gunakan ilmu, pemahaman, dan pengalaman yang kita miliki untuk menghadapi masa depan dengan penuh keyakinan. Apa pun profesi yang kita pilih nanti, berikan kontribusi terbaik,” ujarnya.
Arifah berharap, UIN Walisongo Semarang akan terus berkembang menjadi universitas yang unggul dan berdaya saing global, sekaligus menjadi rumah bagi para pencari ilmu yang ingin menebar manfaat bagi masyarakat. Ia juga berharap para lulusan dapat menjadi generasi berakhlak, berintegritas, dan mampu menjaga nilai-nilai kemanusiaan di tengah kemajuan zaman.
“Semoga Kampus tercinta kita terus berkembang dan berdaya saing internasional serta menjadi rumah ternyaman bagi para pencari ilmu dari berbagai sudut dunia,” harapnya.
Di akhir sambutannya, Arifah mengutip ungkapan Latin Ad astra per aspera yang artinya menuju bintang-bintang melalui kesulitan. Ia menjelaskan hal tersebut sebagai simbol semangat pantang menyerah dalam menghadapi kehidupan.
“Mari kita hadapi segala hal yang datang, baik yang positif maupun negatif, bahkan yang menyakitkan. Tidak sekadar menerimanya, tetapi mencintai setiap proses yang telah membentuk kita,” tutupnya.
Penulis : David
Red/Ed : Editor