
(Foto: Dok. Istimewa)
Semarang, Justisia.com – Senyum bahagia terlihat jelas dari wajah Taat Fani Pinuji ketika namanya disebut sebagai mahasiswa terbaik Jurusan Hukum Ekonomi Syariah UIN Walisongo pada wisuda tahun 2025. Predikat ini tidak diraihnya dengan mudah. Ada doa, kerja keras, serta kesabaran panjang yang mengiringi setiap langkah perjalanannya di bangku kuliah. Sabtu, (23/08).
“Orang tua adalah motivasi terbesar saya. Mereka sudah berjuang keras, jadi saya ingin memberikan hasil terbaik, juga untuk dosen dan teman-teman yang mendukung,” tutur Fani saat ditemui usai prosesi wisuda.
Sejak awal kuliah, Fani bertekad untuk menyelesaikan studi sebaik mungkin. Namun ia mengakui semangat itu tidak selalu stabil. Ada masa-masa jenuh ketika beban tugas dan organisasi menumpuk. Saat itulah ia mengingat kembali kerja keras orang tuanya yang membanting tulang demi biaya pendidikan. Dukungan dari circle pertemanan positif juga membuatnya kembali bangkit.
“Kalau semangat hilang, saya akan mengingat perjuangan orang tua dan banyak berkonsultasi dengan teman-teman. Dari mereka saya mendapat energi baru,” ujarnya.
Soal kebiasaan belajar, Fani menekankan pentingnya konsistensi. Ia terbiasa belajar bertahap, sedikit demi sedikit, bukan sistem kebut semalam. Baginya, kerajinan kecil yang dilakukan rutin akan lebih berdampak dibanding belajar sekaligus.
“Kuncinya ada di konsistensi dan rajin,” tegasnya.
Tidak hanya itu, Fani juga membagikan tiga tips suksesnya: doa, terutama dari kedua orang tua, konsistensi, dan sabar. Menurutnya, kepintaran semata tidak cukup jika tidak dibarengi disiplin dan kerja keras.
“Percuma pintar tapi malas. Yang penting adalah konsisten dan rajin,” jelasnya.
Bagi mahasiswa junior, Fani berpesan agar jangan takut bermimpi. Mimpi, menurutnya, harus diiringi dengan usaha nyata, kesabaran, dan doa.
“Nikmati prosesnya. Jangan lupa doa, karena ibu saya pernah berpesan doa adalah kunci terakhir setelah kita berusaha,” tuturnya menutup perbincangan.
Kisah Fani menjadi pengingat bahwa prestasi besar bukan lahir dari hal instan, melainkan dari proses panjang yang dijalani dengan ketekunan, doa, dan kesabaran.
Penulis: Rifqy
Red/Ed: Redaktur