
(Foto: Dok. Istimewa)
Semarang, Justisia.com – Penyelenggaraan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) UIN Walisongo 2025 sempat terjadi insiden ketegangan antara sejumlah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dengan panitia penyelenggara pada hari terakhir. Kamis, (14/08).
Ketegangan berawal dari perubahan teknis pelaksanaan Expo dan Visit UKM/UKK yang dilaksanakan setelah kegiatan Paper Mob pada hari ketiga. Menurut Mu’tasim Billah selaku ketua DEMA-U, kondisi expo sempat tidak kondusif karena jadwal yang molor.
“Di pertengahan expo suasana jadi chaos karena banyak UKM/UKK melewati batas waktu 10 menit. Kondisi tidak kondusif, sehingga kami minta fakultas untuk pending ishoma,” ujar Mu’tasim.
Penutupan PBAK yang sedianya dijadwalkan pukul 14.30 WIB molor hingga selesai pada pukul 16.09 WIB.
Setelah penutupan, terjadi kekisruhan di lapangan utama. Beberapa fakultas menarik mahasiswanya, sementara UKM meminta agar mahasiswa baru kembali ke lapangan untuk melaksanakan kunjungan (visit).
“Chaos terjadi di lapangan utama saat itu dan posisi kawan-kawan DEMA U mengingatkan lewat panggung utama dan sesegera mungkin visit,” sambungnya.
Ketua-ketua UKM menemui panitia dan staf Wakil Rektor III, Widi, untuk evaluasi, meminta pertanggungjawaban mahasiswa baru kembali ke lapangan untuk visit. Dalam forum itu, WR III menawarkan solusi berupa promosi UKM melalui akun resmi UIN Walisongo serta expo ulang bersamaan dengan pembagian sertifikat PBAK dengan syarat mendapat minimal dua stempel UKM/UKK.
“Pak Widi, menawarkan promosi UKM lewat media sosial kampus dan expo ulang saat pembagian sertifikat PBAK dengan syarat mahasiswa baru mendapat dua stempel UKM/UKK,” katanya.
Namun, sebagian perwakilan UKM merasa tidak puas dan kemudian melakukan aksi pemblokiran jalan di area landmark kampus. Insiden ini sempat menimbulkan cekcok dengan panitia fakultas, hingga backdrop acara mengalami kerusakan.
“Saya sampaikan yang di lakukan oleh kawan kawan UKM/UKK yang melakukan tindakan pemblokiran jalan ini adalah tindakan arogan, tidak kooperatif, dan tidak menghargai penyelenggara sebagai penanggung jawab,” tambah Mu’tasim.
Pihak panitia kemudian melaporkan kejadian tersebut kepada Wakil Rektor 3 untuk ditindaklanjuti. Menurut informasi, pembinaan terhadap UKM/UKK yang terlibat akan dijadwalkan pada pekan mendatang.
Penulis: Arinal
Red/Ed: Redaktur