Semarang, Justisia.com – Banyak mahasiswa UIN Walisongo Semarang yang sudah mengikuti program ma’had di gelombang pertama mengeluhkan terkait tidak adanya fasilitas transportasi yang memadai. Beberapa mahasiswa santri ma’had mengungkapkan bahwa masalah ini sudah terjadi sejak awal perkuliahan dan sangat mengganggu aktivitas sehari-hari mereka, (26/09).
Salah satu masalah utama yang dihadapi adalah shuttle yang seharusnya memfasilitasi transportasi mahasiswa. Shuttle tersebut, menurut mahasiswa, tidak hanya jarang hadir di pagi hari, tetapi juga tidak menentu beroperasi setiap hari. Kondisi ini menyebabkan mahasiswa, terutama yang memiliki mata kuliah pagi, terpaksa menggunakan transportasi online yang membutuhkan biaya tambahan.
“Terkait fasilitas kendaraan, seharusnya ada shuttle yang rutin, tapi nyatannya, shuttle nggak hanya jarang ada di pagi hari, bahkan nggak menentu di tiap harinya. Ini sangat menyulitkan, terutama buat kami yang kuliah pagi,” jelas salah satu santri ma’had bernama Pipit.
Banyak dari mereka yang mengeluhkan masalah ini terkait dengan efisiensi waktu untuk bisa sampai ke gedung perkuliahan masing-masing. Apalagi bagi mahasiswa yang tempat berkuliahnya di kampus 3, sementara ma’had sendiri terletak di kampus 2.
“Jujur aja, saya sama teman-teman merasa resah terkait transportasi yang nggak memadai, ini lebih ke arah efisiensi waktu, sebenarnya. Padahal, di awal dikasih tahu kalau ada transportasi gratis bagi mahasiswa ma’had yang namanya shuttle bus. Sayangnya, shuttle bus ini nggak berjalan maksimal. Maksudnya, ya, datangnya mood-mood-an, nggak menentu dan nggak setiap hari ada,” ungkap santri ma’had lain bernama Nazwa.
Sementara itu, teman lain mereka yang juga merupakan santri ma’had bernama Rifda, ikut berkomentar tentang masalah ini.
“Jarak dari ma’had ke kampus 3 kan jauh, ya. Jadi, kalau ada kelas pagi dan waktunya udah mepet banget, aku sama teman-teman akhirnya milih pesan Go-Car walau pemborosan. Tapi mau gimana lagi, dari pada telat kelas dan kena tegur dosen,” jelasnya.
Ketiga santri ma’had itu juga menambahkan bahwa dirinya dan teman-teman yang lain sangat berharap agar pihak ma’had sendiri segera mengambil kebijakan terkait masalah ini, agar kedepannya tidak ada lagi keluhan-keluhan yang serupa. Sangat disayangkan apabila fasilitas transportasi yang mereka dapat tidak sesuai dengan biaya ma’had yang mereka keluarkan. Setidaknya, jika pihak ma’had tidak membolehkan santri-santrinya membawa kendaraan sendiri, maka ma’had harus mempermudah transportasi bagi santri-santrinya yang akan berangkat ke kampus.
Penulis: Nurizka&Irfan (Kru Magang 2024)
Ed./Red.: Redaksi