Peringati Hari Lahir ke-45, LBH Semarang Gelar Diskusi Publik

Semarang, Justisia.com – Sehubungan dengan hari lahir Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Semarang yang ke-45 tahun, LBH Semarang mengadakan diskusi publik. Diskusi yang digelar pada Senin, (22/05) ini dihadiri berbagai organisasi/perwakilan ini, digelar di gedung Thomas Aquinas, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang (Unika).
Diskusi publik ini dibuka dengan dengan musik yang dibawakan oleh salah seorang mahasiswa Unika. Mahasiswa dengan nama panggung Aziz Kamis ini menyanyikan beberapa lagu sebelum memasuki acara inti.
Acara dengan tema 25 Tahun Reformasi: Kilas Balik 45 Tahun LBH Semarang “Membaca Kembali LBH Semarang Sebelum dan Sesudah Reformasi” ini dilanjutkan dengan diskusi publik yang dipantik oleh Donny Danardono.
Donny memaparkan urgensi reformasi dan relevansinya dengan perubahan zaman. Menurutnya, cita-cita yang dibawa reformasi belum berhasil mewujudkan demokrasi yang merupakan tujuan reformasi itu sendiri.
“Demokrasi lebih penting dari reformasi. Banyak perubahan yang terjadi di Indonesia setelah reformasi, namun kita seakan masih harus berjuang mewujudkan demokrasi,” ujar narasumber sekaligus pengajar di Unika itu.
LBH, sebagai lembaga yang bersentuhan langsung dengan permasalahan di lapangan, diharapkan dapat mewujudkan demokrasi yang salah satu cirinya adalah supremasi hukum. Donny berharap LBH tidak hanya menjadi lembaga yang membantu orang-orang miskin yang berurusan dengan hukum, tapi juga menggali penyebab mengapa kemiskinan terjadi akibat permasalahan struktural.
“Kasus-kasus struktural yang ditangani LBH Semarang merupakan bentuk bantuan hukum struktural, penting untuk membawa Indonesia menuju terwujudnya supremasi hukum,” ungkapnya.
Diskusi dilanjutkan dengan tanya-jawab dan sharing dengan peserta. Setelahnya, acara diakhiri dengan pemotongan tumpeng yang kemudian dimakan bersama-sama diiringi permainan musik Aziz Kamis. (Red. Za)