Yanurol: Keresahan Mahasiswa Baru Jalur UM-PTKIN Didasari Tidak Adanya Sosialisasi dari Kampus

Doc/Haris Fauzi Official
Semarang, Justisia.com – Terbitnya SK mengenai wajib Mahad bagi mahasiswa Baru jalur UM-PTKIN mendapat banyak tanggapan, salah satunya Yanurol selaku Senat Mahasiswa Univ Walisongo Semarang. Menurutnya terbitnya SK Rektor tentang Wajib Mahad Bagi mahasiswa baru perlu ada sosialisasi sebelumnya. (06/07)
“Bagi calon mahasiswa yang namanya tercantum dalam SK ini pasti resah, karena belum adanya sosialisasi dari pihak Universitas terkait adanya kebijakan tersebut,” terangnya.
Keresahan yang dirasakan oleh para mahasiswa baru jalur UM-PTKIN ini ditambah dengan tertutupnya kampus dalam pengelolaan uang yang harus dibayarkan dalam wajib mahad selama satu tahun. Besaran uang yang harus dibayarkan juga dinilai tak sedikit, yaitu sebesar 6 juta rupiah.
“Kebanyakan dari mahasiswa baru merasa keberatan dengan biaya tersebut, belum lagi masih ada biaya UKT (Uang Kuliah Tunggal) dan kebutuhan yang lainnya,” jelas Yanurol.
Dari pihak SEMA-U bekerja sama dengan Aliansi Mahasiswa Walisongo membuat kuisoner yang ditujukan langsung kepada mahasiswa baru jalur UM-PTKIN yang dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar mahasiswa baru yang merasa terbebani. Selanjutnya pihak SEMA-U akan mencari solusi terbaik melalui audiensi dengan pimpinan kampus.
Berdasarkan data yang diambil dari pengumpulan data responden oleh Aliansi Mahasiswa Walisongo pada 8 Juli 2022, pukul 10.30 di peroleh data sebagai berikut ;
- Jumlah Responden Keseluruhan 513 mahasiswa
- Data Responden per-Fakultas
-FITK 134 mahasiswa
-FUHUM 96 mahasiswa
-FSH 88 mahasiswa
-FDK 79 mahasiswa
-FEBI 73 mahasiswa
-FST 42 mahasiswa
-FPK 1 mahasiswa
-FISIP 0 mahasiswa - Dari 513 responden. Mengatakan namanya terdaftar dalam sk wajib ma’had, sejumlah 423 dari 513, sisanya tidak terdaftar. Jika dipresentasekan 82,5 % terdaftar.
- Dari 513 responden. Sebanyak 94,2 % menyatakan keberatan, dengan jumlah responden, 483 orang.
- Sedangkan penghasilan orang tua jika dirata-rata, hanya mencapai 1 jt per bulan. Bahkan ada yang memiliki penghasilan 300K/per bulan.
- Dari 513 responden. Sebanyak 62,6 % terancam tidak meneruskan kuliah d UIN Walisongo. Jika dispesifikan kembali datanya, berarti ada 321 orang dari 513 orang, merasa keberatan jika melanjutkan kuliah.
Fafa salah satu calon mahasiswa baru jalur UM-PTKIN yang Namanya tertulis dalam SK tersebut menyatakan bahwa dirinya kurang setuju dengan hal tersebut. Dimulai dari biaya yang terlalu tinggi juga ia yang bertempat tinggal tidak jauh dari wilayah Universitas.
“Saya keberatan dalam masalah biaya nya, menurut saya dengan biaya 6 juta itu terlalu tinggi belum lagi ditambah biaya UKT dan kebutuhan yang lain,” terangnya.
Di lain sisi, Sastri yang juga merupakan Mahasiswa baru menjelaskan bahwa ia dan saudaranya (kembar) namanya sama-sama tercantum dalam SK. Dirinya mengaku jika dia dan saudaranya harus membayar 2×6 juta rupiah, itu akan sangat membebani kedua orang tuanya.
“Saya keberatan akan biayanya yang berbeda dengan tahun lalu, kebijakan ini harusnya dibicarakan dari awal sebelum diputuskan begitu saja. Disini saya yang notabenya kurang mampu merasa sangat keberatan dengan harus membayar biaya Ma’had duakali lipat karena bersama saudara kembar saya,” tuturnya. (Pen.Zusnia/Red.Mzkr)
*Fafa dan Sastri merupakan nama samaran, bukan nama asli.