Perpustakaan Jalanan Dibubarkan, Ruang Dialektik di Kampus Kian Dipersempit

Semarang, Justisia.com – Perpustakaan Jalanan yang diselenggarakan oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa – Senat Mahasiswa Fakultas Syari’ah dan Hukum bekerjasama dengan Fosia (Forum Silaturahim Annisa’) di samping Gedung Planetarium Kampus 3 UIN Walisongo Semarang oleh terpaksa dibubarkan pada Rabu sore (10/11).
Pembubaran itu dilakukan pada sekitar jam 15.00 WIB oleh satpam kampus atas instruksi dari pihak rektorat. Padahal sebelumnya, pihak Dema-Sema dan Fosia telah meminta izin kepada Margono, ketua Biro Akademik Kampus dan diizinkan.
“Tadi ada beberapa kali, satpam mendatangi kita. Pertama selesai clear (14.00 WIB), yang kedua (15.00 WIB) itu langsung ada pemaksaan dan bentak-bentakan,” ujar Fajri, selaku penyelenggara Pojok Literasi.
Mahasiswa Ilmu Hukum tersebut juga menjelaskan, pembubaran tersebut atas dalih tidak ikut dalam agenda yang disetujui oleh rektorat dan terdapat beberapa MMT yang bagi pihak kampus mengganggu, yaitu MMT bertuliskan ‘Wujudkan Kampus sebagai Ruang Bebas Berpikir!’ dan MMT ‘Pojok Literasi Perpustakaan Jalanan.’
“Kita pikir itu tidak provokatif atau hal-hal yang lain,” imbuhnya.
Tanggapan mengenai pembubaran perpustakaan jalanan juga diungkapkan oleh Ikhwan Naufal, selaku Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Walisongo Semarang.
“Dengan itu [pembubaran perpustakaan jalanan], seakan ruang-ruang dialektis di lingkup kampus kian dipersempit. Padahal kita memiliki hak untuk menggunakan fasilitas yang ada di kampus,” ujarnya.
Demisioner ketua HMJ Ilmu Hukum tersebut mengungkapkan akan ketidak-adanya kejelasan dari pihak satpam saat pembubaran perpustakaan jalanan. Jelasnya, satpam hanya menjalankan wewenang tugas yang diinstruksikan oleh pihak kampus.
“Kalau kita ketahui, tahun-tahun kemarin, untuk membuat diskusi atau lapak baca memang bebas. Tidak ada batasan untuk izin,” ujarnya.
Keduanya menegaskan, perpustakaan jalanan bagian dari kegiatan pojok literasi tersebut diadakan untuk menghidupkan kembali ruang-ruang literasi dialektis di kampus yang akhir-akhir ini mulai redup, terlebih usai masa pandemi yang kebanyakan kegiatan mahasiswa selama dihadapkan dengan situasi kuliah online. [Red/M2]