Peringati Hari Toleransi Internasional, Gusdurian Semarang Gelar Nobar dan Bedah Film

Semarang, Justisia.com – Gusdurian Semarang mengadakan Nobar (nonton bareng) dalam rangka memperingati Hari Toleransi Internasional, Sabtu (27/11).
Acara ini bertempat di Universitas Wahid Hasyim Semarang dengan menghadirkan Setiawan Budi, Koordinator PELITA (Persaudaraan Lintas Agama) Semarang serta Alhiyatuz Zakiya, Pegiat HAM dan Gender sebagai pemantik.
Pada pukul 18.00 WIB acara dimulai dengan pemutaran film ‘KTP’, diteruskan pemutaran film ‘Selaras’. Setidaknya 25 peserta baik dari perwakilan lembaga atau kalangan umum hadir pada Nobar dan Bedah Film ini.
Film ‘KTP’ secara umum menceritakan problem seorang penghayat kepercayaan dalam mengurus administrasi. Mereka mendapat kesulitan karena status agamanya.
“Dari film ini kita bisa belajar bagaimana perjuangan para penganut penghayat kepercayaan dalam memperjuangkan hak-hak mereka sebagaimana penganut agama yang lain,” tanggapan Setiawan Budi dalam forum ini.
Di sisi lain, film ‘Selaras’ secara umum menceritakan konflik ibu-anak dalam sebuah keluarga kristiani. Sulung keluarga itu memutuskan untuk berpindah kepercayaan (menjadi mu’alaf), namun sang Ibu tidak dapat menerima keputusan sang Anak.
Wawan sapaan akrabnya itu, menganggap film ini merupakan cerminan kehidupan keluarga beda kepercayaan. “Film ‘Selaras’ menggambarkan realita kehidupan, banyak sekali anak atau orangtua yang berpindah keyakinan. Film ini mengajarkan kita untuk bisa mencoba memahami keputusan orang yang berbeda,” jelasnya.
Alhilyatuz Zakiya juga menanggapi kedua film ini dalam sudut pandang perempuan. Menurutnya, banyak perempuan penganut kepercayaan minoritas yang mendapat diskriminasi sejak dini.
“Fenomena yang dibahas dalam film adalah cerminan sulitnya penganut kepercayaan minoritas dalam mendapatkan hak-haknya,” ujar perempuan yang akrab dipanggil Hilya ini.
Acara ini dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan diakhiri dengan penyerahan sertifikat kepada pemantik. [Ed/Red.M2]