Me Vs Mami: Film Indonesia yang Menyibak Arti Penting Resolusi Konflik

Bagi mahasiswa hukum sendiri, tentunya menjadikan film ini sebagai sarana untuk memahami upaya resolusi konflik adalah ide yang menarik. Sebab, alur cerita yang disajikan menggugah rasa penasaran penonton akan proses penyelesaian masalah diantara Mira dengan sang Mami.

Semarang, Justisia.com – “Me Vs Mami” merupakan film dari rumah produksi dalam negeri, MNC Pictures. Disutradarai oleh Ody C. Harahap yang sudah terkenal dengan banyak karya emasnya, film yang rilis pada akhir tahun 2016 ini sukses meraih perhatian masyarakat Indonesia. Mengambil latar di tanah Minang, Me Vs Mami mengisahkan tentang dinamika kehidupan antara seorang Ibu (Mami) bernama Maudy (Cut Mini) dengan puterinya, Mira (Irish Bella).

Dikisahkan bahwa hubungan keduanya selalu tidak akur, karena sebagai Mami, Maudy tidak memiliki banyak waktu untuk puteri semata wayangnya yang sudah menginjak usia 20 tahun kala itu. Bukan tanpa alasan, Maudy memang disibukkan dengan kegiatannya sebagai seorang celebrity chef, apalagi ia juga seorang single parent setelah ditinggal untuk selamanya oleh sang suami. Setiap hari ada saja hal yang menyulut keributan antara Mira dengan Maminya.

Suatu hari, nenek buyut Mira dari keluarga papinya yang sedang sakit keras memintanya dan Mami untuk memenuhi permintaan datang ke Payakumbuh, Sumatera Barat. Tak pernah terbayangkan Mira harus melakukan perjalanan dengan sang Mami dalam kondisi mereka yang tak pernah akur. Akibatnya, perjalanan yang seharusnya dapat ditempuh dalam sehari malah jadi molor berhari-hari, karena banyak tindakan bodoh yang mereka lakukan. Ironisnya, mereka juga ditinggal supir saat sedang makan di salah satu restoran Padang.

Namun, siapa sangka perjalanan yang penuh dengan drama dan problematika tersebut menuntun mereka pada banyak kejutan tak terduga. Mulai dari Mira yang akhirnya jatuh hati pada Rio, yang notabene merupakan backpacker misterius yang telah disewa untut membuntuti Mira dan Maminya. Hubungan Mira dengan sang Mami pun menemui babak baru dimana mereka sadar atas egoisme masing-masing dan memilih untuk berdamai dengan dirinya sendiri.

Kendati telah tayang lima tahun silam, namun film ini masih menyisakan banyak pelajaran berharga yang dapat dicermati dan diimplementasikan bagi setiap orang yang menikmati ceritanya. Salah satunya adalah upaya penyelesaian konflik yang mereka tempuh dalam hiruk pikuk kesulitannya menyatukan dua kepala antara Mira dengan sang Mami, ditambah dengan bertubi-tubi kepayahan yang akhirnya dapat diselesaikan dengan menggunakan kepala dingin dan hati yang tulus tidak mementingkan ego masing-masing.

Bagi mahasiswa hukum sendiri, tentunya menjadikan film ini sebagai sarana untuk memahami upaya resolusi konflik adalah ide yang menarik. Sebab, alur cerita yang disajikan menggugah rasa penasaran penonton akan proses penyelesaian masalah diantara Mira dengan sang Mami. Dalam hal ini, negosiasi menjadi skill penting yang perlu dikuasai oleh setiap orang dari latar belakang apapun, sebab kita tidak tahu apa problem yang sudah menunggu di masa yang akan datang. Film Me Vs Mami memberikan gambaran tentang arti penting negosiasi dalam kehidupan sosial. [Ed/Red. Fajri]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *