Ketua FKHM 2020-2021 Raih Gelar Wisudawan Terbaik HPI

Wisudawan Terbaik Universitas Maulana Hasanudin (kiri) saat menerima penghargaan dari Rektor UIN Walisongo, Prof. Dr. Muhibbin, M.Ag. (kanan). / Foto: Rizki-Justisia

Semarang, Justisia.com – Ela Vinda Anariska telah berhasil meraih gelar wisudawati terbaik di tingkat Program Studi Hukum Pidana Islam dalam wisuda (S-1) ke- 80 periode Juni yang diselenggarakan UIN Walisongo Semarang pada Selasa, 8 Juni 2021.

Ela merasa sangat bersyukur atas gelar yang diraihnya saat wisuda dengan menggandeng IPK 3,83. Saat ditemui dikediamannya, Wisudawati kelahiran Kendal, 3 Juni 2000 tersebut menambahkan bahwa dapat berkuliah saja rasanya bagaikan mimpi karena kendala ekonomi, apalagi mendapatkan gelar wisudawan terbaik.

Ia menjelaskan bahwa keuangan bukanlah kendala yang besar selama kita punya Allah. Ia menyiasati kendala tersebut dengan berjualan di kampus, dan menghindari pengeluaran yang tidak perlu.

“Saya memilih pulang-pergi Kendal-Semarang untuk menghindari biaya hidup yang membengkak, jika saya ngekost di Semarang. Setelah kuliah dan rapat organisasi usai, saya segera pulang untuk membantu orang tua dan kakak saya menyiapkan jualan. Alhamdulillah dari situ, uang saya tidak selalu mengandalkan orang tua,” ujar Ela.

Tak hanya rahasia dalam menyiasati kendala ekonomi. Ela juga menceritakan rahasianya dalam menyelesaikan kuliah hingga menjadi wisudawati terbaik ditingkat Program Studi.

“Selama saya kuliah tidak pernah ada target IP harus sekian. Sebenarnya jika kita sadar akan tanggung jawab maka kita bisa melakukan semuanya,” ujar Ela.

Ela juga mengakui bahwa ia jarang baca buku, akan tetapi di dalam kelas ia selalu mencatat dan mendengarkan kuliah dosen dengan sangat serius.

“Saya jarang baca buku, tapi saat kuliah di  kelas saya selalu mencatat dan mendengarkan pembelajaran dari dosen dengan serius, di situ kuncinya,” tambahnya.

Ela pun meyakini bahwa semua ilmu itu berasal dari Allah. Dan menurutnya, kita bisa memahami materi dengan mudah karena izin Allah. Lalu bagaimana cara kita bisa mendapatkan izin Allah? Salah satu caranya dengan ta’dzim sama dosen, hormati dan hargai mereka, dan dari situlah ilmu bisa berkah serta mudah dipahami.

Masuk ke semester 7, Wisudawati terbaik ini pun mengakui bahwa ia dihadapkan dengan begitu banyak cobaan. Saat itu Ela sedang mengemban amanah sebagai Ketua Umum FKHM (Forum Kajian Hukum Mahasiswa) yang tengah semangat untuk berkembang menjadi lebih baik lagi.

Sementara itu, semester 7 merupakan masa dimana mahasiswa tengah sibuk mengerjakan skripsinya. Kebingungan pun sempat terjadi, apa yang harus Ela prioritaskan? Fokus mengerjakan skripsi atau tetap menggerakkan organisasi. Menurut Ela hidup ini pilihan, maka harus ada yang dikorbankan.

Pilihan Ela akhirnya jatuh kepada keberlangsungan organisasinya. Setelah selesai dengan tugasnya sebagai Ketua Umum, ia dihadapkan dengan kenyataan bahwa ia tidak bisa mengejar kelulusan di semester 7 karena skripsi yang belum selesai.

Setelah menyadari tidak bisa lulus 3,5 tahun, ia merasa down dan menyalahkan diri sendiri, dan semua orang termasuk FKHM yang telah diperjuangkannya. Selama 3 bulan, ia menjauhi semua orang karena masalah ini.

“Bersyukur yang kita tahu hanya Alhamdulillah, tapi ternyata implikasinya sesulit itu. Saya mulai flashback, mengenali diri sendiri, dan mendekat diri ke Allah serta berdialog pada-Nya,” lanjut Ela.

Menurutnya, Allah telah menegurnya dengan sangat indah. Ia dipatahkan harapannya agar dapat lulus di 3,5 tahun. Pada saat itu ia beranggapan bahwa prestasi dan kebahagiaannya terletak pada predikat cumlaude saja. Ternyata itu karena interpretasi yang ia buat sendiri.

Ia ditampar dengan kegagalan tapi ternyata itu adalah cara Allah menyadarkannya agar memahami kebahagiaan dari makna yang lebih indah. Bahwa kebahagiaan bisa dibuat oleh kita sendiri dari hal sederhana dan rezeki yang Allah titipkan.

Ela merasa semuanya terbayar. Dimulai dari wisuda mendapatkan gelar terbaik di Program Studi, FKHM menjadi pusat perhatian banyak orang, serta dipertemukan dengan orang-orang yang peduli dan hebat.

Allah tak pernah meninggalkan hambanya yang bersyukur dan sabar atas ujian  yang diberikan, dibalik kesulitan ada kemudahan.

“Cobaan yang datang adalah bentuk kasih sayang-Nya agar kita bisa diangkat derajatnya dan dekat dengan-Nya. Karena Allah percaya kamu mampu dan pantas. Iya, kamu, dirimu sendiri bukan lainnya. Berdamailah dan terima dirimu apa adanya,” pesan dari Ela Vinda Anariska sang wisudawati terbaik ditingkat Program Studi.[Red.Prima/Ed.Hikmah]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *