Imam Taufiq: Pendirian IAIN Walisongo Merespon Kebutuhan terhadap Masyarakat Pesantren

Dalam kesempatan tersebut, Imam Taufiq, menyampaikan materi mengenai sejarah awal terbentuknya UIN Walisongo, yang sebelumnya adalah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang.

Credit of Justisia, Screenshoot on Youtube Channel DEMA UIN Walisongo

Semarang, justisia.com – “Pembentukan IAIN merupakan bentuk respon bagi masyarakat Pesantren utamanya di Jawa Tengah,” ungkap Imam Taufiq, rektor UIN Walisongo dalam penyampaian materi dasar PBAK bertajuk daring 2021 pada Senin (02/08).

Dalam kesempatan tersebut, Imam Taufiq menyampaikan materi mengenai sejarah awal terbentuknya UIN Walisongo, yang sebelumnya adalah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang.

Menurut ungkapnya, IAIN Walisongo juga lahir dalam rangka untuk meneruskan tradisi dan cita-cita inklusif para sembilan wali atau yang biasa disebut dengan Walisongo.

Imam menjelaskan bahwa maksud dari cita-cita inklusif adalah sikap dan karakter yang terbuka dan penuh dengan toleransi serta menghargai gagasan yang berbeda.

“Inklusif maksudnya sikap dan karakternya yang terbuka dan penuh toleransi,” jelas dosen bergelar profesor tersebut. [Red/Khasanah]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *