FSH Akan Lakukan Uji Coba Perkuliahan Blended pada Akhir Mei

Berkaitan dengan kabar akan dilakukannya uji coba perkuliahan secara tatap muka pada Akhir Mei, Wakil Dekan 1 Fakultas Syariah dan Hukum UIN Walisongo Semarang, Ali Imron membernarkan kabar tersebut

Semarang, justisia.com – Berkaitan dengan kabar akan dilakukannya uji coba perkuliahan secara tatap muka pada Akhir Mei, Wakil Dekan 1 Fakultas Syariah dan Hukum UIN Walisongo Semarang, Ali Imron membernarkan kabar tersebut.

Ali Imron menjelaskan, perkuliahan ujicoba akan menggunakan metode blended. Metode blended dipilih untuk mengambil sample guna persiapan perkuliahan pada semester ganjil mendatang.

“Memang benar, kami sudah merencanakan untuk melakukan kelas ujicoba dengan metode blended,” jelasnya saat ditemui di ruang Wakil Dekan 1 FSH, Selasa (27/4/21).

Perkuliahan uji coba, imbuhnya, akan dilaksanakan selama 2 kali pertemuan, yaitu pada pertemuan perkuliahan ke 14,15 atau ke 13,14.

Pria yang juga menjadi dosen Hukum Keluarga Islam tersebut menjelaskan bahwa uji coba perkuliahan secara blended ini akan dilaksanakan secara campuran.

“Campuran itu maksudnya, sebagian tetap dari rumah, dan sebagian langsung tatap muka dikampus,” tegasnya.

Dalam melakukan uji coba perkuliahan blended tersebut, masing-masing jurusan di Fakultas Syariah dan Hukum akan diambil 1 kelas.

“Syariah sendiri ada 5 prodi, nanti akan diambil 1 kelas dari setiap prodi. Totalnya akan ada 5 kelas S1 ditambah 1 Kelas S2 di Fakultas Syariah,” ungkapnya.

Wakil Dekan 1 Fakuktas Syariah tersebut juga merincikan, bahwa jumlah mahasiswa pada setiap kelas akan dibatasi dan tidak melebihi setengah dari jumlah kursi yang ada di kelas. Dirinya menambahkan, hanya mahawiswa yang punya tempat tinggal dekat dengan kampus atau berdomisili di sekitar kampus yang akan melaksanakan uji coba.

“Nanti setiap kelas akan dibatasi, dan mahasiswa yang ikut uji coba ini hanya yang terjangkau untuk perjalanan ke kampus,” ungkapnya.

Pria yang menyelesaikan pendidikan dokotoralnya di Universitas Diponegoro tersebut menegaskan, perkuliahan blanded pada mei mendatang akan tetap menggunakan protokol secara ketat.

Guna mengantisipasi mahasiswa yang lalai dan menyepelekan penggunaan protokol kesehatan, pihak fakultas akan membuat tim gugus tugas untuk menindak para mahasiswa yang tidak menggunakan protokol kesehatan.

“Protokol kesehatan itu pasti, dan untuk menangani masalah mahasiswa yang lalai, nanti kita ada tim gugus tugas,” ujarnya.

Dalam pelaksanaan uji coba perkuliahan blended tersebut, tidak diwajibkan melakukan Rapid atau PCR. Kebijakan ini diambil karena sifat perkuliahan yang baru uji coba. Di samping itu, tambah Ali Imron, rapid tes atau swab juga yang mahal.

“Gak perlu Rapid ya, tapi nanti tetap pengecekan suhu setiap masuk di gerbang utama atau di depan kelas,” ungkapnya.

Pria kelahiran Juli tersebut  menerangkan jika sudah ada rapat persiapan perkuliahan blended yang dilakukan pada Senin, 26 April kemarin.

“Kemarin senin juga sudah ada rapat direktorat, yang dihadiri para Wakil Dekan 1 seluruh Fakultas untuk persiapan.”

Ali imron menambahkan, teknis atau segala sesuatu yang menyangkut perkuliahan blanded ini akan dirumuskan pada minggu ini.

“Untuk teknisnya akan keluar minggu ini,” pungkasnya.[Red. sI]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *