Fix! WatchDoc Adalah Channel Youtube Terbaik di Indonesia.
Dan, yang paling membuat saya geleng-geleng kepala adalah serial Ekspedisi Indonesia Biru, yang episodenya 50-an lebih, bercerita mengenai seorang 2 jurnalis keliling Indonesia menggunakan sepeda motor.

Channel YouTube WatchDoc
First Impression saya melihat channel youtube WatchDoc antara geleng-geleng kepala juga kagum dibuatnya. Bagaimana tidak, salah satu channel youtube yang menyajikan bagaimana kondisi Indonesia, mulai dari ketimpangan, kesenjangan, cerita urban hingga wawancara liputan.
Mulai dari Sexy Killer, Asimetris, Samin vs Semen, dan konten lainnya cukup membuktikan kalau channel youtube WatchDoc adalah channel terbaik. Di samping channel youtube serupa tetapi WatchDoc lah kiranya yang berbeda.
Punya ciri khas dan integritas
WatchDoc, bagi saya, adalah channel youtube yang konsisten, membahas isu-isu keganjilan yang kadang belum pernah dibahas oleh channel lainnya.
Terlebih mengenai isu yang sempat hangat dan kontroversi kemarin, Omnibus Law, terlepas dari pro kontra, yang katanya kursi parlemen dikuasai oleh para pengusaha, coba lihat dan teliti sekali lagi “Sexy Killer”. Di situ dijelaskan secara detail para pengusaha beserta kroninya menguasai kursi palementerian demi kepentingan pribadi dan golongan.
Juga dokumenter bertajuk “Asimetris” tidak kalah menarik. Informatif dan edukatif. Konten yang mengangkat mengenai fakta-fakta miris tentang negeri ini, ternyata di awali oleh pemimpin sendiri. Demontrasi yang cukup menggambarkan betapa rakus dan lahapnya investor mengeksploitasi bumi dan warga pribumi.
Dan, yang paling membuat saya geleng-geleng kepala adalah serial Ekspedisi Indonesia Biru, yang episodenya 50-an lebih, bercerita mengenai seorang 2 jurnalis keliling Indonesia menggunakan sepeda motor.
Berawal dari akhir tahun 2014, 2 orang jurnalis, Dandhy Laksono dan Suparta mempersiapkan beberapa alat yang akan digunakan selama perjalanan. Memulai perjalanan keliling Indonesia menggunakan sepeda motor bekas keluaran 2003/2004-an.
Tepat 1 Januari 2015, perjalanan mereka tamasya Indonesia dilepas oleh kawan-kawan dan para jurnalis dari Pondok Gede, Jawa Barat. Dengan dipecahkannya kendi berisi air sebagai simbol adat istiadat juga cita yang harus dicapai bersama.
Nah dari sini, keasyikan dan keseruan bagaimana 2 orang jurnalis keliling Indonesia. Walaupun saya sendiri belum pernah berkunjung keliling Indonesia, setidaknya dengan melihat lewat youtube saja sudah mampu membuat hati ini bahagia. Uhh, andaikan saja, aku menjadi bagian dari mereka.
“Ekspedisi Indonesia Biru” merupakan serial episode yang perlu diapresiasi, sarat dengan nilai edukasi juga bagaimana keadaan pelosok negeri saat ini yang jarang dijangkau oleh media televisi. Memang televisi sekarang pada nggak jelas, melulu mengenai hal konyol; cupang Lee Min Ho mati, Lesty putuskan pasang kawat gigi, sampai kawal Kiwil penuhi janji.
Watchdoc selalu menyuguhkan realitas dengan sajian yang menarik. Pokok permasalahan yang kompleks disampaikan melalui pendekatan ekonomi kerakyatan dan atau warisan budaya leluhur nusantara. Sebuah konsep ekonomi yang berusaha kembali kepada prinsip pelestarian lingkungan dan hukum-hukum alam.
Gini lho, gampangnya para kru WatchDoc ini adalah sekian dari banyak warga Indonesia yang baik dan peduli dengan tetangga. Enak kita yang hidup di Jawa, apa-apanya tercukupi. Lihat tetangga Sumatera-Papua, hidup masih susah ditambah kebijakan pemerintah yang kurang merata.
Heran saya, mas Dandhy dan mas Suparta ini kok nggak capek ya ? Keliling Nusantara lho padahal, pakai motor juga. Aku saja yang motoran Madiun Semarang istirahat 3 kali, selain karena kendala cuaca, hujan, mata dan perut ini butuh juga yang namanya amunisi; gorengan, rokok, dan kopi.
Dokumenter WatchDoc memang nggak ada duanya. Berbekal kamera dan sportcam sebagai alat primernya, sudah cukup untuk mengabadikan dan menyajikan konten yang mampu membuat viewersnya geleng-geleng kepala.
Andaikan saja jika masih ada Piala Kalpataru dalam bidang perfilman, tentu jelas WatchDoc lah yang paling layak mendapatkannya. Fix, No. Debat !!! Bagi saya, apa yang diangkat oleh WatchDoc bukan sekedar konten biasa, yang cukup dibayar dengan likes, viewers jutaan, atau subscribe yang tidak ketinggalan mengeklik lonceng notifnya.
Lebih dari itu, WatchDoc bagaikan sendang berita, data, fakta juga warta. Menghadirkan sajian ensiklopedis yang dapat diterima dan dikonsumsi masyarakat luas secara transparan tanpa ada rekayasa.
Saya yakin, kalangan yang tidak memiliki background atau bahkan sama sekali jauh dari wawasan jurnalistik, pasti kagum dibuatnya. Walaupun toh kadang isinya hanya tamasya nusantara, asap pabrik hingga cerita klenik, tetapi memuat sejumlah butir informasi, alih-alih bisa jadi bahan judul skripsi.
Subscriber WatchDoc hanya beberapa ratus ribu
Orang Indo lebih nikmat dengan suguhan-suguhan erotis daripada melihat video yang lebih etis. Mungkin, bagi mereka, kalau sudah lihat terus mau berbuat apa ? wong kita sama-sama menderita. Sudah menderita suruh lihat orang menderita.
Anda-anda yang suka video erotis, sesekali dah lihat dokumenter suguhan Mas Dandhy dkk. Asyik kok beneran, nggak boong. Mending lihat itu (WathcDoc) yang jelas mengandung kontradiksi.
Semoga saja mas Dandhy dkk. membaca ini, biar lebih semangat memberikan sajian menarik yang perlu digaris bawahi. Dan semoga saja umatnya bapak Jokowi terhormat senantiasa sehat wal ‘afiat nan bahagia, semoga, semoga saja iya. Wallahu a’lam bis showwab. (Red/Imah)