Adakan Secara Blended, Studium General FSH Sukses Dilaksanakan

Tema ini diangkat mengingat munculnya banyak tantangan baru khususnya bagi generasi Milenial yang datang beriringan dengan kemajuan teknologi yang ada. Sebanyak 500 peserta mengikuti Dtudium General ini dengan khidmat.

Credit of Justisia

Semarang, Justisia.com – Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) UIN Walisongo Semarang mengadakan Studium General pada hari Selasa (31/08/2021). Acara ini dilakukan untuk Mengawali perkuliahan semester gasal tahun 2021, meskipun dilaksanakan secara Blended (campuran tatap muka dan virtual), acara berjalan lancar hingga akhir.

Studium General kali ini mengangkat tema “Membaca Peta Aksiologis Sarjana Syariah dan Hukum Pada Era Milenium”. Tema ini diangkat mengingat munculnya banyak tantangan baru khususnya bagi generasi Milenial yang datang beriringan dengan kemajuan teknologi yang ada. Sebanyak 500 peserta mengikuti Dtudium General ini dengan khidmat.

Materi disampaikan oleh beberapa tokoh yang telah lama berkiprah di dunia hukum, diantaranya adalah Dekan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Prof. Dr. Sigit Riyanto, D.H., LL.M., Managing Director Paramadina Public Policy Institute, Ahmad Khoirul Umam, Ph.d., serta Wakil Dekan bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan FSH UIN Walisongo Semarang, Dr. Tolkah, M.A.

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum, Dr. H. Mohammad Arja Imroni, M.Ag. membuka langsung acara ini sekaligus memberikan sambutan. Ia menyampaikan bahwasannya mahasiswa baru tahun 2021 merupakan generasi milennium ke-3 yang hidup di era Revolusi Industri 4.0, era dimana teknologi berkembang dengan sangat pesat sehingga semakin banyak pula tantangan yang harus dihadapi.

“Di era indutri 4.0, banyak tantangan yang harus kita hadapi. Maba 2021 merupakan generasi milenium ke-3 yang tantangannya akan berbeda jauh dengan generasi-generasi sebelumnya. Dari tantangan tersebut, dunia Pendidikan merupakan aspek kehidupan yang paling terpengaruh dan sangat dituntut untuk memberikan respon yang cepat sehingga tidak teringgal dalam perkembangan yang ada,” jelas Arja.

Ia melanjutkan, bahwa untuk menghadapi tantangan-tantangan baru yang ada mahasiswa, khususnya mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum harus selalu bersikap terbuka dan dinamis, sehingga kita dapat menyesuaikan diri dan tidak teringgal oleh perkembangan-perkembangan yang ada.

“Santri dan mahasiswa UIN Walisongo tidak boleh alergi terhadap adanya perubahan perubahan ini. Sebgaiamna dalam ilmu ushul fiqih ‘Taghayyur al Ahkam bi Taghayyur al Zaman‘. Secara teoritis kita sudah mempunyai dasar untuk merespon perubahan-perubahan dengan gesitnya,” tutur Dekan sekaligus Wakil Katib PWNU Jateng tersebut. [Red/M2]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *