Pelita Semarang Gelar Pondok Damai
Pelita (Persaudaraan Lintas Agama) menggelar Pondok Damai 2020 dengan tema “Merajut Harmoni, Memupus Prasangka” di Vihara Buddhagaya Watugong, Banyumanik. Pada 18-20 Desember 2020.

Sesi foto bersama peserta, panitia Pondok Damai dengan tamu undangan setelah acara penutupan.
Semarang, Justisia.com – Persaudaraan Lintas Agama (Pelita) Semarang menggelar Pondok Damai 2020 dengan tema “Merajut Harmoni, Memupus Prasangka” di Vihara Buddhagaya Watugong, Banyumanik pada 18-20 Desember 2020.
Menurut penanggung jawab Pondok Damai 2020, Setyawan Budy, kegiatan tersebut digelar sebagai upaya untuk menumbuhkan toleransi antar umat beragama. Dirinya menambahkan, melalui dialog interaktif dan bincang hangat, sebagai suatu rangkaian acara, dengan harapan bisa menjadi sinyal membuka ruang kepada peserta untuk menyampaikan hal yang privat.
“Para peserta dapat menceritakan pengalamannya dengan teman-teman baru yang berbeda agama atau penghayat kepercayaan, sehingga yang sebelumnya ada prasangka-prasangka tertentu terhadap umat beragama, lambat laun bisa sirna” ucapnya.
Pria yang akrab dipaggil Wawan ini menambahkan bahwa kegiatan tahunan tersebut terbuka untuk umum, dan tidak semua peserta didominasi satu dua agama.
“Ada satu atau dua agama yang memang jumlahnya lebih banyak ada juga yang sedikit, tapi biasanya dinamika itu selalu ada, cuma tahun ini memang agak spesial karena kondisi ya jadi banyak peserta yang mengundurkan diri dan pertimbangan macam-macam,” kata pria kelahiran Semarang tersebut.
Terdapat perbedaan pelaksanaan di tahun 2020 dengan tahun- sebelumnya, biasanya peserta datang dari luar pulau bahkan luar negeri, dengan jumlah peserta sebanyak 30 orang.
“Karena pandemi Covid-19 ya dikurangi separuh, di tahun 2020 hanya ada 14 peserta dan itu hanya dari DIY dan Jawa Tengah sendiri. Tapi kita tetap melakukan kegiatan sesuai protokol kesehatan yang ketat,” jelas Koordinator Pelita Semarang.
Setyawan berharap, setelah mengikuti kegiatan Pondok Damai, para peserta mampu menjadi duta perdamaian dimana pun mereka berada.
“Karena mereka sudah memiliki modal awal, yakni berinteraksi langsung dengan kawan-kawan yang berbedan agama dan penganut penghayat kepercayaan” urainya.
Menurutnya, melalui Pondok Damai tersebut membuktikan, sikap toleransi beragama itu tidak melulu sekedar wacana, tetapi perlu diimplementasikan secara nyata.
Acara yang ditutup langsung oleh Kepala Kesbangpol Kota Semarang, Abdul Haris tersebut berjalan dengan lancar dan meriah. Para peserta tampak menikmati keadaan meski cuaca beberapah hari terakhir kurang mendukung. [Red. Sonia/Ed. Sadad Aidi]