Kaleidoskop 2020: Kilas Balik Dunia
Tahun 2020 akan berakhir dalam beberapa jam. Sepanjang tahun ini, terjadi berbagai peristiwa di dunia internasional yang paling mencuri perhatian hingga banyak diperbincangkan.

Infografik Justisia
Semarang, Justisia.com – Tahun 2020 akan berakhir dalam beberapa jam. Sepanjang tahun ini, terjadi berbagai peristiwa di dunia internasional yang paling mencuri perhatian hingga banyak diperbincangkan.
Tim Justisia merangkum beberapa peristiwa tersebut dalam sebuah Kaleidoskop Internasional 2020.
Kasus Pemerkosaan Reynhard Sinaga
Kasus kekerasan seksual yang dilakukan pria asal Jambi, Reynhard Sinaga, menjadi kabar yang mengejutkan pada pembuka tahun 2020. Ia dijatuhi hukuman seumur hidup oleh Pengadilan Kota Manchester atas 159 kasus perkosaan dan serangan seksual terhadap 48 korban pria yang dilakukan dalam rentang waktu 1 Januari 2015 hingga 2 Juni 2017.
Di antara 159 kasus tersebut terdapat 136 perkosaan, di mana sejumlah korban diperkosa berkali-kali. Berdasarkan sistem hukum Inggris, seperti yang dikutip dari BBC, identitas korban perkosaan, termasuk nama tidak boleh diungkap seumur hidup kecuali korban yang memilih untuk membuka jati dirinya.
Reynhard Sinaga disebut sebagai pelaku perkosaan terbesar sepanjang sejarah Inggris, yang oleh kepolisian diduga telah melakukan aksinya selama sepuluh tahun. Lebih lama dari yang didakwakan kepadanya.
Covid-19 Dinyatakan sebagai Pandemi
Pada 11 Maret 2020, Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) mengumumkan bahwa virus corona yang tengah merebak saat itu dikategorikan sebagai pandemi global. Pernyataan itu diumumkan Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi persnya.
WHO mendefinisikan pandemi sebagai wabah patogen baru yang menyebar dengan mudah dari orang ke orang di seluruh dunia. Wabah penyakit yang masuk dalam kategori pandemi adalah penyakit yang menular dan memiliki garis infeksi yang berkelanjutan. Pada saat itu, telah ditemukan 118.000 kasus yang tersebar di 114 negara dan 4630 orang meninggal karena virus Corona dan ribuan lainnya sedang dalam proses penyembuhan di rumah sakit.
Sebelumnya, di awal Januari, WHO mendeklarasikan Corona sebagai darurat kesehatan masyarakat. WHO menghindari kata “pandemi” karena dianggap menyebabkan ketakutan dan kepanikan yang tidak diperlukan. Namun, karena adanya lonjakan kasus yang signifikan dan perluasan penyebaran virus dalam waktu singkat, WHO memutuskan untuk menyatakannya sebagai pandemi. Hingga saat ini, pandemi telah berlangsung selama kuerrang lebihnya satu tahun.
Pada 31 Desember 2019, kasus Pneumonia yang terdeteksi di Wuhan, China pertama kali di laporkan ke WHO. Selama waktu pelaporan kasus tersebut, virus belum diketahui. Sehari setelah pelaporan, otoritas kesehatan China menutup Pasar Grosir Makanan Laut Huanan setelah ditemukan bahwa hewan liar yang dijual di sana mungkin merupakan sumber virus.
Bom Lebanon
Sebuah ledakan besar di dekat pusat Kota Beirut, Lebanon terjadi pada Selasa, 4 Agustus 2020. Ledakan ini terjadi setelah 2.750 ton amonium nitrat yang merupakan pupuk pertanian hasil penyitaan dan disimpan selama kurang lebih enam tahun meledak di gudang pelabuhan Beirut.
Ledakan itu membentuk awan jamur raksasa yang mengejutkan seluruh kota dan meratakan sebagian besar pelabuhan serta merusak bangunan yang ada. Setidaknya 200 orang meninggal dunia, 5.000 orang luka-luka, dan 300.000 orang kehilangan tempat tinggal.
Dilansir dari Kompas.com, amonium nitrat merupakan bahan yang tidak berbau, berbentuk butiran maupun kristal, dan berwarna putih. Amonium nitrat diklasifikasikan sebagai kelas 5.1 agen pengoksidasi menurut Australia Dangerous Goods ( ADG) dan bahan kimia berbahaya di bawah Globally Hamonized System ( GHS).
Zat tersebut merupakan oksidator yang kuat dan dapat bereaksi keras dengan bahan yang tidak kompatibel sehingga sanagt penting untuk menyimpan dan menangani amonium nitrat dengan benar.
Sepekan pasca peristiwa ini, Perdana Menteri Hassan Diab mengundurkan diri. Pengunduran diri Diab buntut dari tuntutan masyarakat Lebanon yang meminta pertanggung jawaban pemerintah terkait ledakan dahsyat di pelabuahn Beirut.
Sebelumnya, Menteri Lingkungan Kattar Demianos, Menteri Hukum Marie Claude Najem, Menteri Luar Negeri Nassif Hitti dan Menteri Informasi Manal Abdel Samad menjadi menteri yang mundur dari jabatannya karena peristiwa ini. (Red/Khasanah)
Sumber: Kompas.com, The Guardian, Halodoc