Giat Edukasi Ilmu Falak, Mahasiswa KKN UIN WS Gelar Pelatihan

??????
Pati, justisia.com-Dua disiplin ilmu yang dewasa ini mulai ditinggalkan oleh lembaga pendidikan Islam menengah (MTs-MA) Indonesia adalah Ilmu Faro’id dan Ilmu Falak. Padahal kedua disiplin ilmu tersebut sangat penting untuk dipelajari. Ilmu Falak sendiri memiliki kajian-kajian yang semuanya berhubungan dengan masalah ibadah. Diantaranya adalah Awal Waktu Sholat, Awal Bulan Kamariyah, Gerhana, dan Arah Kiblat.
Dalam rangka pelaksanaan KKN Reguler ke-75 UIN Walisongo yang dilaksanakan dengan pola baru, yakni KKN dari Rumah dimana para pesertanya melakukan kegiatan KKN dilingkungan tempat tinggalnya masing-masing.
Lailatus Sa’adah, mahasiswi UIN Walisongo Semarang menggelar pelatihan Ilmu Falak mengenai kajian Awal Waktu Sholat dan Arah Kiblat kepada para santri di Pondok Pesantren Nurul Huda. Dipilihnya Pondok Pesantren yang berlokasi di desa Sirahan ini dikarenakan di pondok tersebut belum ada mata pelajaran khusus yang memperkenalkan secara mendalam terhadap kajian Ilmu Falak.
Giat edukasi ini cukup menarik animo puluhan santri Ponpes Nurul Huda yang antusias mengikuti Pelatihan Falak yang materinya disampaikan langsung oleh Lailatus Sa’adah yang merupakan mahasiswa program studi Ilmu Falak. Ilmu Falak merupakan hal baru bagi mereka. Maka perlu adanya pengenalan sejak dini karena ilmu ini menyangkut masalah ibadah yang dilakukan sehari-hari, yaitu sholat.
Pelatihan ini dilaksanakan sebanyak dua kali mengingat ada dua kajian yang berbeda. Diikuti oleh puluhan santri putri dari tingkat Aliyah dan Tsanawiyah. Meskipun terdapat perbedaan tingkatan, tingkat antusiasme para santri dalam mempelajari Ilmu Falak ini cukup tinggi.
Pelaksanaan pelatihan ini berjalan cukup lancar. Para peserta dengan cepat memahami materi hisab yang disampaikan. Hanya saja pada pelaksanaan observasi bayangan matahari untuk arah kiblat tidak bisa dilakukan. Dikarenakan metode yang digunakan adalah Rashdul Kiblat dimana praktik observasinya membutuhkan cahaya matahari sedangkan pada saat itu cuaca sedang mendung. Sehingga hanya dilakukan simulasi sederhana di dalam ruangan.
Fauzun selaku lurah Pondok putri yang juga peserta pelatihan tersebut mengungkapkan, bahwa dengan adanya acara ini dia jadi lebih memahami waktu-waktu sholat itu tepatnya pukul berapa, sedangkan selama ini dia cukup menunggu adzan jika ingin melaksanakan sholat tanpa mengetahui waktu-waktu tepatnya.
Tiara, salah satu peserta pelatihan juga mengungkapkan bahwa pelatihan ini membuka wawasannya,
“Yang selama ini kita tahu arah kiblat itu ya arah barat, namun setelah adanya pelatihan ini kita jadi tahu bahwa arah kibat itu tidak hanya sekedar menghadap ke barat. Setelah melakukan perhitungan tadi, ternyata terdapat kemiringan kurang lebih 24 derajat ke arah Utara,” ungkap Tiara pada Jumat (23/10).
Penulis: Lailatus Sa’adah
Editor: Harli