Adnan: Kuliah Tatap Muka Bukan Sekadar Wacana

Beredar tangkapan layar mengenai wacana pembukaan kuliah offline yang membuat mahasiswa bertanya tentang kebenaran isi tangkapan layar tersebut.

Gerbang kampus 2 UIN Walisongo Semarang / Kredit foto: Dok. UIN Walisongo

Semarang, Justisia.com – Beredar tangkapan layar mengenai wacana pembukaan kuliah offline yang membuat mahasiswa bertanya tentang kebenaran isi tangkapan layar tersebut.

Dalam potongan tangkapan layar berisi potongan tiga baris susunan kalimat, tentang Putusan mengenai rapat dosen yang dilaksanakan pada 13 oktober 2020 tentang metode perkuliahan pada semester genap (Januari – Juni 2021), menyatakan bahwa semester genap kuliah secara online akan tetap menjadi metode.

Kru Justisia kemudian menghubungi Kepala Biro Administrasi Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerjasama Adnan. Ia sama sekali tidak mengetahui ikhwal kegiatan sekaligus potongan tangkapan layar tersebut.

Adnan menyatakan bahwa tangkapan layar tersebut tidak jelas sumbernya. Namun Ia menyatakan bahwa terkait rencana kuliah offline pihak kampus sudah merencanakan.

Namun, pihaknya mengatakan bahwa untuk kepastian waktu pelaksanaan, “Menunggu surat edaran,” katanya.

Mengenai tangkapan layar yang beredar, Ketua SEMA UIN Walisongo Rizal Alvian Ahmad menyatakan bahwa ia baru mengetahuinya setelah kru Justisia menunjukkan. Ia mempertanyakan sumber tangkapan layar tersebut, karena ia tidak bisa menyimpulkan isi dari potongan tangkapan layar tersebut.

Ada yang sudah kuliah tatap muka

Hingga berita ini diterbitkan, dari pihak kampus belum ada regulasi yang resmi terkait pelaksanaan kegiatan pembelajaran di dalam kampus secara tatap muka.

Namun, di sisi yang lain, salah satu jurusan di UIN Walisongo sudah ada yang melakukan kuliah secara tatap muka.

“Untuk program studi yang mengharuskan praktik dan tidak memungkinkan dilaksanakan dalam jaringan, sepenuhnya diserahkan pada pihak fakultas,” ujar Adnan menanggapi.

Sebelumnya, berdasarkan keterangan Adnan, kampus sudah mewacanakan kuliah offline. “Namun, kejelasan itu tetap menunggu konfirmasi surat edaran dari rektorat pada pertengahan Desember mendatang,” ujarnya.

Ketua SEMA UIN Walisongo Rizal mengatakan bahwa untuk Jurusan yang sudah melaksanakan kuliah secara tatap muka, kampus memang memberi regulasi khusus.

“Untuk kuliah praktikum, dari kampus sendiri memang memberikan perlakuan khusus,” tutur Rizal menanggapi Jurusan ISAI (Ilmu Seni Arsitektur Islam) yang telah melaksanakan kuliah offline sejak 21 September 2020 lalu.

Ketua Jurusan ISAI Abdullah Ibnu Tolkhah, menyebut pelaksanaan kegiatan kuliah di Jurusan ISAI sudah mengantongi izin perkuliahan offline dari pihak pimpinan, “Karena kompetensi keahlian praktiknya lebih banyak daripada teori,” ungkapnya.

Menurut Tolkhah, Jurusan ISAI sudah merencanakan akan melakukan kuliah offline jauh sebelum wacana kuliah offline dibicarakan.

“Sudah banyak Prodi Arsitektur di kampus lain selain UIN yang sudah melaksanakan kuliah offline karena memang arsitektur itu sulit jika menggunakan sistem daring,” tutur pria berkacamata.

Tolkhah menambahkan bahwa dalam pembelajaran di Prodi ISAI tidak serta merta mengharuskan mahasiswa untuk datang ke kampus. “Surat kesehatan dan izin dari orang tua adalah syarat yang dibutuhkan guna mengikuti kuliah offline,” jelasnya.

Tolkhah mengatakan bahwa ia tidak terlalu peduli dengan pernyataan bahwa Jurusan ISAI menjadi ajang uji coba bagi persiapan menghadapi kuliah offline, lantaran Jurusan ISAI butuh kompetensi praktik yang lebih besar daripada teorinya.

“Praktek 70% dan teori hanya 30% yang berbeda dari prodi yang lain,” tegasnya.

Reporter: Ircham Mudzakir dan Naila Salsabila
Penulis: Ircham Mudzakir dan Naila Salsabila
Editor: Salam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *