Waktu yang Kau Lewati, Tidak Bisa Kau Gapai Kembali

Judul buku : Zero to Hero (Mendahsyatkan Pribadi Biasa Menjadi Luar Biasa)
Pengarang : Solikhin Abu Izzudin
Penerbit : Pro-U Media
Tahun Terbit : 2006
Jumlah Halaman : 300 Halaman
Peresensi: Muhammad Musyaffa
Novel “Zero to Hero” menceritakan seseorang yang ingin sukses harus lebih menghargai waktu dalam menjalankan aktivitas. Dalam sehari 24 Jam seseorang jangan sampai melalaikan waktunya untuk melakukan hal-hal yang tidak produktif. Umumnya ketika orang beristirahat dalam satu hari itu, maksimal 8 jam. Artinya, jika usia manusia pada umumnya 60 tahun, maka selama 20 tahun tersebut waktunya digunakan hanya digunakan untuk tidur. Artinya masih belum produktif dari apa yang kita lakukan dan belum maksimal dalam beribadah dalam mempersiapkan kematian.
Oleh karena itu, mari ubah pola pikir kita dalam mencapai tujuan supaya bisa maksimal dan selaras untuk meraih kesuksesan baik duniawi maupun akhirat. Marilah kita mulai dari sekarang untuk bisa mengatur waktu dengan sebaik mungkin sehingga waktu yang diberikan Allah bisa dilakukan untuk hal-hal yang bermanfaat. Ada tiga hal yang tidak akan pernah kembali dalam hidup ini; pertama, kata yang telah diucapkan. Kedua, waktu yang telah lewat. Ketiga, momentum yang diabaikan.
Sampai Allah mengabadikan dalam QS. Al-Asr yang artinya Demi Masa, begitulah Allah bersumpah sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa Allah menegaskan untuk tidak bermain-main dengan waktu. Jangan sampai manusia melalaikan waktunya untuk hal yang tidak bermanfaat bahkan sampai berbuat maksiat, karena hal tersebut akan menimbulkan kebodohan pada manusia dan Allah akan mencabut nikmat yang diberikan-Nya.
Kesuksesan tidak hanya diukur dari hasil yang diperolehnya saja, tetapi dari prosesnya juga. Dalam setiap proses, pastinya ada sebuah kegagalan yang akan menjadikan kegagalan tersebut menjadi pelajaran dalam hidupnya. Artinya dalam menggapai kesuksesan tersebut harus siap menghadapi sebuah resiko yang membuatnya kita menjadi kuat. Namun sebaliknya, apabila kita belum pernah mencoba untuk melakukannya karena sudah mundur terlebih dahulu takut akan sebuah kegagalan dan tidak mau menanggung resiko, maka hal tersebut adalah sebuah kegagalan yang sebenarnya.
Menjadi orang besar tak harus keturunan darah biru. Tak mesti berasal dari kalangan ningrat, jet set atau kelas berat. Banyak orang yang menjadi luar biasa karena betul-betul mulai dari nol (from zero). Sebelum membentuk diri dan melejitkan potensi, maka kita mesti memiliki profil pribadi sukses, orang biasa yang memiliki prestasi luar biasa.
Belajar dari orang-orang yang memiliki tujuan hidup luar biasa dan kerja keras yang begitu hebat, lalu ambillah hikmah dan pelajaran hidupnya, jadikan sebuah motivasi hidup anda untuk melakukan pekerjaan yang akan anda lakukan untuk kedepannya.
Kemudian dan bercita-cita menjadi orang besar, karena cita-cita merupakan separuh dari kesuksesan. Dengan bercita-cita, seseorang akan memiliki tujuan dan hidupnya akan terarah ingin memilih jalur yang mana. Jangan takut punya cita-cita, terkadang kita takut punya cita-cita karena takut untuk mencapainya. Kalau kita memulai langkah dengan rasa takut, pada hakikatnnya kita tidak pernah melangkah. Padahal cita-cita merupakan energi yang akan menggerakkan jiwa, pikiran untuk kreatif, badan untuk aktif dan seluruh tubuh untuk mencapai tujuan.
Kemudian seseorang harus memiliki niat yang benar ketika menjadi besar. Dengan niat, amal menjadi kuat, motivasi menjadi dahsyat, badan yang lemas menjadi kuat. Jangan sampai seseorang memiliki niat yang buruk, karena hal tersebut akan mengubah amal dari yang baik menjadi jelek, artinya justru akan mendapatkan dosa.