Tonggak Sejarah, Sumpah Pemuda

Tanggal 22 Oktober selalu menjadi hari monumental yang terus diperingati setiap tahunnya mulai tahun 1928, bagaimana tidak? Pada tanggal itu (28 Oktober 1928) telah dicetuskan tonggak sejarah Indonesia yaitu Sumpah Pemuda. Lazim kita ketahui bahwa saat itu, para pemuda & pemudi Indonesia mengikrarkan bertanah air satu, berbangsa satu, berbahasa satu: Indonesia. Jelas, pada setiap tonggak sejarah pasti melahirkan tokoh-tokoh yang menggerakkan roda zaman. Adapun beberapa tokoh penting dalam Kongres Pemuda II yang melahirkan Sumpah Pemuda akan kami ulas secuil di sini. Siapa mereka? Mari kita simak!
Soegondo Djojopuspito
Namanya tak banyak tertulis dalam lembar sejarah Indonesia. Namun pria kelahiran Tuban, 22 Februari 1905 dan meninggal di Yogyakarta pada 23 April 1978 inilah yang menjadi ketua pemuda Indonesia dan ingin melahirkan suatu trilogi ikrar dan cikal bakal suatu hal yang monumental agar kelak diingat di kemudian hari, yaitu “kita putra dan Putri dari satu bangsa berasal dari tanah air, satu bangsa dan satu bahasa, Indonesia”.
Lebih jauh bisa diakses di sini
Djoko Marsaid
Ia menjabat sebagai wakil ketua saat kongres pemuda II berlangsung. Ia mewakili Jong Java sekaligus sebagai ketuanya. Lagi-lagi sejarah sepak terjang seorang pahlawan Indonesia tak banyak yang ter-arsip-kan, termasuk Djoko. Namun, namanya tetap tercantum sejajar dengan tokoh penting perumusan sumpah pemuda.
Link akses di sini
Muhammad Yamin
kelahiran Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat, 23 Agustus 1903 merupakan seorang penyair dan dikenal sebagai sosok yang merumuskan sumpah pemuda dalam kongres pemuda II. Pemimpin kelompok pemuda Sumatera ini, di samping sebagai seorang sastrawan juga sering mengemukakan gagasan tentang persatuan Indonesia, salah satu alat yang diyakini Yamin dapat menjadi persatuan adalah bahasa, dan terus mendesak agar bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan dalam perumusan sumpah pemuda. Yamin juga yang menuliskan naskah sumpah pemuda pada Kongres Pemuda 28 Oktober 1928.
Bisa diakses lebih lanjut di sini
Amir Sjarifoeddin
meskipun posisinya sebagai Bendahara Kongres Pemuda II, perwakilan dari Jong Bataks Bond. Keberadaan Amir sangat dipandang kala itu. Buktinya, ia aktif memimpin sidang dan mengemukakan gagasan. Saat Muhammad Yamin merancang rumusan sumpah pemuda, terlebih dahulu ia meminta persetujuan Amir serta ketua Kongres, Soegondo Djojopuspito.
Link akses di sini
Johan Mohammad Cai
Tak banyak yang bisa dirujuk tentang tokoh yang satu ini, tapi yang jelas ia merupakan sosok penting dalam peristiwa sumpah pemuda. Johan adalah perwakilan dari organisasi Jong Islamieten Bond, sebuah organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan dan persatuan dan bukan organisasi yang terlibat dalam kegiatan politik.
R. Katjasoengkana
lahir di Pamekasan 24 Oktober 1908. Katjasoengkana merupakan inisiator dan membantu dalam Kongres Pemuda II sehingga tercetuslah Sumpah Pemuda. Katjasoengkana adalah salah satu pendiri Jong Indonesia, ia juga pernah memimpin redaksi Bintang Timur, dan mendapat tugas dari Soekarno untuk mengkampanyekan Perserikatan Nasional Indonesia (PNI).
Bisa diakses di sini
R.C.L Senduk & Johannes Leimina
Ia menjadi pembantu III perwakilan dari Jong Celebes, salah satu organisasi pemuda yang tujuannya untuk mempererat persatuan antar pemudanya dan merawat kebudayaan, khususnya Sulawesi dan sekitarnya. Dan pembantu IV yaitu Johannes Leimena yang merupakan perwakilan dari Jong Ambon yang orientasi organisasinya tidak jauh beda dengan Jong Celebes. Keduanya (Senduk & Johannes) masih dikenang oleh orang daerahnya, meski sangat minim arsip tentangnya. Keduanya adalah mahasiswa kedokteran STOVIA di Kwitang. Sekarang gedungnya telah dijadikan Museum Kebangkitan Nasional.
Link akses di sini
Mohammad Rochjani Su’ud
pemuda asli Betawi yang juga sebagai ketua organisasi kepemudaan Pemuda Kaum Betawi menjadi utusan dalam Kongres Pemuda II.
Link akses di sini
Kurangnya pengarsipan jejak para pejuang/pahlawan nasional yang sangat banyak membuat penulis agak sedikit kesulitan menelusuri bagaimana sepak terjang beliau-beliau. Kendati demikian, jasa mereka tetap tidak boleh dilupakan, setidaknya dengan membaca kembali langkah para tokoh yang sangat minim refrensi ini yaitu beberapa tokoh Kongres pemuda II yang melahirkan Sumpah Pemuda, kita telah berupaya mengingat tonggak sejarah Indonesia, walau bagaimanapun juga yang namanya tonggak sejarah itu tidak boleh dilupakan supaya kita tidak amnesia terhadap sejarah kita sendiri.
Penulis: Rusda Khoiruz