Tips dari Para Wisudawan Terbaik FSH untuk Adik-Adik Mahasiswa

Foto: Afif-Justisia
Semarang, Justisia.com – Gelaran wisuda periode Maret 2019 UIN Walisongo telah usai. Dari hasil gelaran wisuda tersebut menghasilkan sejumlah penghargaan yang diraih oleh para wisudawan: di antaranya skripsi terbaik baik di masing-masing fakultas ataupun di tingkat universitas; wisudawan dengan predikat termuda ataupun yang paling senior (dari segi umur) di tingkat yang sama, fakultas ataupun universitas; serta wisudawan terbaik (dilihat dari IPK) juga di masing-masing fakultas dan di tingkat universitas juga.
Dari jenis-jenis penghargaan yang dipersembahkan oleh pihak universitas untuk para wisudawan, redaksi menghadirkan kepada para pembaca sejumlah tips atau saran dari para wisudawan terbaik di setiap jurusan di fakultas Syariah dan Hukum -yang mana otomatis juga mengikutsertakan dari wisudawan terbaik tingkat universitas karena kebetulan berasal dari salah satu jurusan di FSH- yang sekiranya bisa memberi manfaat serta suntikan semangat bagi siapa saja yang membaca.
Berikut adalah IPK lulusan terbaik di setiap jurusan. Jurusan Hukum Keluarga Islam (HKI) mahasiswa terbaik diraih oleh Naela Aziza dengan IPK 3,86. Mahasiswa terbaik jurusan Hukum Pidana Islam (HPI) diraih oleh Ibrohim dengan IPK 3,83. Mahasiswa terbaik jurusan Hukum Ekonomi Syariah (HES) diraih oleh Achmad Wafyuddin Nurillah dengan IPK 3,89. Mahasiswa terbaik jurusan Ilmu Falak (IF) diraih oleh Muhammad Thoyfur dengan IPK 3,93. Sedangkan Jurusan Ilmu Hukum diraih oleh Maulana Hasanudin yang juga mahasiswa terbaik se-universitas dengan IPK 3,98
Maul, sapaan akrab Maulana Hasanudin membagikan tipsnya untuk menjadi meraih predikat wisudawan terbaik.
“Harus mengatur waktu dan mempunyai target capaian,” ungkap mahasiswa Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Syariah dan Hukum saat ditemui reporter justisia.com pasca wisuda tingkat universitas, Rabu, (6/3/2018).
Mahasiswa kelahiran Cirebon itu memiliki usaha keripik kaca. Kegiatannya tidak lantas menghambat proses perkuliahannya. Ia selalu mengutamakan tugas kuliah dan mengerjakan sesuatu yang prioritas.
“Perlu ada yang diprioritaskan dari salah satu kegiatan sehari-hari saya. Agar bisa sinkron antar pekerjaan,” tutur Direktur Eksekutif Lembaga Riset dan Debat Fakultas Syariah dan Hukum.
Ke depannya putra pasangan Pulung Suryana dan Ngatini akan membangun usaha dan menjadi seorang advokat.
“Studi ok, jika itu ada yang membeasiswai. Kalau tidak ada saya mau cari modal dulu dengan usaha, yaitu dengan mengembangkan usaha saya. Selanjutnya saya praktek untuk menjadi seorang advokat,” ujar wisudawan terbaik se-universitas.
Tips lain juga diberikan oleh wisudawan terbaik Jurusan Hukum Ekonomi Syariah, Achmad Wafyuddin. Tiga faktor yang ia lakukan berupa, usaha, doa, dan “orang dalam”.
“‘Orang dalam’ maksudnya memperbaiki hubungan dengan dosen-dosen dan guru-guru. Karena keberkahan, keridaan, dan kuncinya ilmu ada di dosen,” katanya.
Pria asal Semarang itu sering mengajak teman-teman satu jurusan sowan ke rumah dosen guna mendapatkan rida dari ilmu yang telah didapatkan.
“Kalau kita memperbaiki hubungan dengan beliau-beliau (dosen-dosen) insyaallah beliau ridho kan ilmunya jadi bermanfaat. Makanya saya sering ngajak teman-teman setiap akhir semester atau habis lebaran gitu sowan (berkunjung) ke dosen. Kemari habis (ujian) munaqosah sowan dosen minta restu. (Dosen) salah kunci ilmu kita,” ujarnya.
Muhammad Thoyfur akrab disapa Thoyfur selalu membuat daftar plan apa yang akan dilakukan kedepannya. Selalu teguh dengan keinginannya dan punya pendirian terhadap apa yang akan dilakukan.
“Harus punya perencanaan ke depannya,” jawab wisudawan terbaik Ilmu Falak.
Ibrohim dalam meraih gelar wisudawan terbaik HPI melalu rida orang tua dan guru atau dosen. Setelah itu mengejar apapun yang dia inginkan.
“Orang tua penting sekali bagi perjalanan studi saya,” ungkap pria asal Cirebon.
Keempatnya berpesan kepada generasi selanjutanya agar mendapatkan apa yang diinginkan, yaitu dengan niat, tekad, usaha, doa dan belajar. Memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin, jangan mudah menyerah, senantiasa menghargai dosen, dan jangan bermain HP atau mengobrol saat jam perkuliahan. Fokus pada tujuan, aktif dalam organisasi agar memperoleh keahlian kognitif, dan membuat planing yang tepat dan harus pintar membagi skala prioritas.
Wakil Dekan I Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), Drs. Sahidin memberi komentar bahwa Indeks Prestasi Komulatif (IPK) yang didapatkan oleh Maulana Hasanudin adalah fantastis.
Dosen Sosiologi Hukum itu mengucapkan syukur atas predikat wisudawan terbaik sarjana dan pasca sarjana (Fitri Kholila) oleh mahasiswa FSH. Namun, predikat skripsi terbaik tidak jatuh kepangkuan mahasiswa FSH.
“Bisa dikatakan berbangga dan terus akan kita naikkan terus untuk reratanya, karena ini jenjangnya masih tinggi disparitasnya, dari 3,08 terendah kemudian yang tertinggi 3,98. Keinginan kita (pengajar di FSH) sih IPK terendah adalah 3,5 dan kemudian yang tertinggi ya pasti 4. Kalo seperti itu maka reratanya pasti 3,5 artinya lulusan FSH itu cum laude semua, itu yang kita kejar,” ungkap pria asal Banyumas itu. (Rep:Ayu,Jejek/Red:Am)