Menciptakan Dunia Dengan Tulisan

Sumber: amazon.in
Judul : Stephen King On Writing, terjemahan On Writing; A Memori Of the Craft
Penulis : Stephen King
Penerjemah : Rahmani Astuti
Penerbit : Qanita
Tahun Terbit : 2005
ISBN : 979-3269-38-3
Halaman : XL+ 413
Resentor : Ahmad Zainul Fuad
Menulis adalah kata yang begitu mudah diucapkan, dibayangkan dan nampak begitu mudah untuk di mulai. Namun ketika sudah memulai sering kita mengalami kebingungan; bingung menentukan kata pertama dan untuk menutup tulisan pun tidak jarang penulis akan mengalami kendala. Mengutip dari Stephen king menulis berarti menciptakan dunianya sendiri. Lantas kenapa kita sering mengalami kendala di atas, bukankah menciptakan dunia sendiri berarti atas kemauan kita? Kehendak kita? Sesuka kita? Maka sungguh beruntung bisa hadir terjemahan dari buku On Writing, dengan judul Stephen king on writing.
Saudara mungkin sudah tidak asing lagi dengan Stephen king. Dia adalah penulis lebih dari tiga puluh best seller di dunia. Karya-karyanya yang begitu banyak menggeluti fiksi horor, yang merupakan refleksi dari kegemaranya menonton film-film horor. Adapun buku-buku terbarunya, antara lain Flight Or Fright, The Outsider, Sleeping Beauties dan Gwendys Button Box serta banyak lainya. Di sini saya tidak akan panjang lebar bercerita mengenai judul buku-bukunya, sebab terlalu banyak untuk menyebutkanya satu persatu.
Saya akan langsung masuk membahas mengenai buku Stephen King on Writer yang diterjemahkan oleh Rahmani Astuti dari buku aslinya On writing; A Memori of the Carft. Bagian awal di buka dengan memoar yang menarik, beruntung bagi kalian yang belum kenal Stephen king dan bagi yang sudah kenal maka akan mengenalnya lebih mendalam. Di halaman awal kita akan berkenalan dengan Stephen king. Siapa sih Stephen King ? benarkah dia seorang novelis best seller dunia? Bagaimana Stephen King kecil, bangaimana tragedi yang dialami Stephen King semasa hidupnya, serta bagaimana Stephen King memulai karirnya dalam dunia kepenulisan.
Menulis membangun dunia sendiri. Saat kamu membangun dunia maka kau memerlukan sebuah perlengkapan, ibarat kau membangun rumah maka kau perlu pondasi. Untuk menghasilkan tulisan yang terbaik sesuai kemampuanmu kau harus menyediakan kotak perkakasmu sendiri dan kemudian mengerahkan seluruh tenagamu agar kau bisa mengangkat kotak perkakas itu. Selanjutnya, bukan melihat betapa sulitnya pekerjaan yang harus kau lakukan dan menjadi tidak semangat, sebaiknya kau segera mengambil peralatan yang tepat dan langsung mengerjakanya (hal 150).
Saat menggunakan peralatan perkakas, usahakan peralatan yang paling umum di taruh paling atas, begitu pula dalam menulis. Yang paling umum adalah kosa kata, maka kata Stephen taruhlah sebayak-banyaknya kosakata tanpa rasa bersalah dan rendah diri pada kotak perkakasmu yang paling atas, jangan susah payah menambahnya dengan membaca.
Dalam buku Stephen King on Writing, Stephen juga sangat sabar dan rendah hati mengajari bagaimana cara agar bisa menjadi penulis yang baik dan benar. Jika kau sudah siap dengan perkakas itu, maka selanjutnya bagaimana cara menggunakan perkakas itu. Kesalahan yang buruk dalam menggunakan perkakas adalah mendandani kosakata, mencari kata-kata panjang sebab kau malu mengunakan kata-kata pendek. Ini sama saja mendandani hewan dengan gaun malam. Maka biarkanlah kata itu, sebab kata awal adalah kata-kata yang benar murni. Jika ada keraguan dan kau memikirkan dalam-dalam, tentu saja akan ada kata lain. Tentu saja ada kata lain, dan lain itu tidak sebagus kata pertama bahkan tidak benar-benar sedekat kata pertama.
Dalam kotak perkakas bagian atas juga kau perlu tata bahasa. Memang sulit tata bahasa namun kau sangat memerlukannya dalam kotak perkakasmu. Setelah itu kau boleh taruh di kotak nomor dua aturan penulisan seperti posesif, juga perlu menaruh penggaris agar kau bisa mengukur paragraph, sebab dipungkiri atau tidak paragraf juga berpengaruh dalam tulisan. Jangan sampai pembaca setiamu keberatan dengan melihat paragraph yang kau buat.
Tidak berhenti dalam cara mengunakan perkakas kau juga harus tau undang-undang seorang penulis. Jika kau sudah punya alat serta tau cara menggunakanya kau juga perlu memahami undang-undangya, yaitu banyak membaca dan banyak menulis. Setelah tau undang-undang itu, maka kau harus mulai membaca dan menulis sebab dengan membaca kau menambah kosa kata dan dengan menulis kau mulai membangun duniamu.
Lantas apa yang harus aku tulis pertama? Kata Stephen tulis apa saja yang kau inginkan ”sepanjang kau bicara jujur”. Benarkah dengan itu semua sudah cukup untuk jadi seorang penulis? Lantas bagaimana dengan unsur-unsur yang lain. Untuk menulis opini atau pun artikel dan lainya aku rasa sudah cukup tinggal tahap akhir adalah revisi, namun jika untuk menulis karya sastra seperti Stephen King. Maka perlu beberapa hal lagi.
Dalam menulis sastra pasti unsur tokoh tidak bisa ditinggalkan, dan deskripsi juga diperlukan. Deskripsi yang bagus adalah keterampilan yang dipelajari dan merupakan alasan mengapa kau perlu membaca dan menulis. Ia tidak berhenti dipertanyaan bagaimana, tetapi juga pertanyaan berapa banyak? dengan membaca pertanyaan itu akan kau jawab, dan hanya dengan menulis kau akan terbantu pertanyaan bagaiman. Sebab pertanyaan itu hanya bisa di jawab dengan kau melakukanya. Unsur dialog pun tidak boleh ditinggalkan agar sastra itu tidak terlihat monoton. Walau bisa dinarasikan namun seorang pembaca juga perlu refresing, dan perlu santai dalam membaca sebuah karya anda. Untuk alur dan tema tidak terlalu penting, sebab jika kalian membuat tema dan alur di awal akan menyempitkan kalian. Ada dua alsan Stephen tidak percaya dengan alur. Pertama, bagi King kehidupan kita tidak direncanakan, meskipun kau waspada dan merencanakan dengan cermat. Kedua dia percaya bahwa alur cerita dan spontanitas berbeda.
Dalam sebuah tulisan memang ada hubungan antara penulis dan pembaca, dan tulisanmu juga tidak dapat keluar dari pintu menulismu atau ruang tulisanmu kecuali pembaca paham dengan apa yang kau tulis. Kau tidak dapat menyenangkan semua pembaca, dan untuk sebagian pembaca dalam jangka terus menerus pun, akan tetapi kau perlu menyenangkan minimal beberapa orang untuk sesaat.
Mengutip dari Jean Paul Sartre, menulis berarti seorang penulis akan mampu merefleksikan dunia dengan kata-katanya, ia akan menamai dunia dan menandai realitas yang bergejolak. Begitu pun dalam buku terjemahan On Writing ini, ia membuat hati para pembacanya bergejolak, disaat membuka lembar awalnya penulis diyakinkan bisa langsung menulis ketika khatam membaca buku Stephen King. Memang sungguh menarik mengulas bagaimana kepandaian Stephen kecil terus terasah hingga dewasa menjadi penulis terkenal. Buku Stephen tidak bedanya hanya sebuah buku yang memberi motivasi untuk menulis, karena tulisan akan lahir jika kita sudah sering membaca, dengan bacaan itu maka seseorang akan punya perkakas untuk membangun dunianya (menulis).
Stephen King juga hanya memaparkan contoh-contoh singkat yang mungkin sedikit membantu bagi para penulis awam. Di dalam buku karya penulis cerita horor ter kenal juga banyak memaparkan kisahnya, mulai dari kecil, di mana ia suka mengarang dengan menyandur. Mengisi mading, mulai menulis majalah hingga menjadi penulis best seller, di buku setebal 243 halaman itu juga menceritakan kegemaran Stephen King. Sampai ada tragedi yang membuatnya kehilangan cara berjalanya dengan normal namun istri yang bersahaja selalu menemaninya dengan setia.
Menulis berarti menciptakan dunianya sendiri, dan dengan kata-kata penulis akan menyentuh realitas yang selalu bergejolak. Dan kita sangat percaya bahwa tulisan juga sangat dasyat. Seorang Rendra dan Iwan Fals mampu membakar penonton dengan liriknya. Dan kita lihat seorang Wiji Tukul dengan sajaknya mampu membuat orang tidak takut lagi pada ketidak adilan dan penindasan. Yang paling revolusioner adalah Karl Mark yang mampu melakukan revolusioner dengan tulisanya yang mencerahkan kaum proletar, sehingga melakukan revolusi di Eropa.