Semarang, Justisia.com – Sama halnya dengan Mahasiswa lain, tak pernah terbayangkan oleh Joko Budi Santoso untuk meraih predikat Wisudawan dengan predikat skripsi terbaik. Seperti yang lelaki itu katakan ketika ditanyai oleh Kru Justisia perihal predikat yang diperolehnya.

“Kalau cita-cita jadi skripsi terbaik nggak ada. Cuma ya itu doang, saya merasa skripsi saya, semoga bisa membantu teman-teman untuk belajar. Khususnya di materi mitosis dan miosis,” tutur pria asal Kendal itu saat dijumpai setelah prosesi wisuda, Rabu (6/3/2019).

Menurut Joko materi mitosis dan miosis masih cukup rumit bagi mahasiswa jurusan Biologi atau yang bergelut di bidang-bidang lain yang berhubungan dengan Biologi. Terlebih belum ditemukannya metode yang sesuai untuk mempelajarinya.

Joko Budi Santoso yang beberapa waktu lalu memperoleh gelar Sarjana Pendidikan juga menambahkan, bahwa yang ditawarkan dalam skripsinya adalah inisiatif untuk memudahkan orang-orang dalam mempelajari materi Mitosis dan Miosis.

“Bahwa skripsi saya itu bisa membantu mempelajari proses mitosis dan miosis. Kenapa sepeti itu, karena materi mitosis dan miosis ini sangan fundamental di jurusan Pendidikan Biologi. Dan juga materi yang fundamental ini, teman-teman masih merasa sulit karena harus membayangkan dan juga harus banyak-banyak membaca buku. Oleh karena itu dengan adanya media saya yang berupa 3 dimensi, bisa
disimulasikan. Jadi mereka lebih tau atau lebih konkret dalam belajar sesuatu,” terang lelaki kelahiran 23 tahun lalu itu.

Wakil Rektor I, Musahadi juga menambahkan bahwa skripsi yang digarap oleh Joko Budi Santoso, yang akrab dipanggil Budi sudah lulus uji oleh LP2M. Di mana lembaga tersebut merupakan lembaga independen yang akan menguji segala bentuk kreteria dari Skripsi Award.

“Kita punya lembaga penelitian, LP2M namanya. Dalam pengertian begini, semua skripsi yang diajukan oleh Fakultas-fakultas yang diperoleh dari yang terbaik dari prodi-prodi, kemudian diuji dan direview oleh para review independent di LP2M. Tentu kreterianya mulai dari kreteria aktualitas tema, kemudian metodelogi, juga kreteria signifikansi sejauh mana riset itu bersentuhan dengan problem-problem di kemasyarakatan kita, sosial kita,” tegas Musahadi di antara banyaknya reporter yang mewawancarainya.

Ia berani menjamin kesahihan data atas skripsi yang mendapat predikat Skripsi Award. Ia juga menjamin bahwa tidak ada oknum atau fakultas terkait yang ikut campur dalam hal ini. Seperti kata beliau di depan Auditorium 2.

“Yang mereview itu orang-orang yang betul-betul tidak memiliki kepentingan. Karena benar-benar orang-orang yang di atas Fakultas. Dan di atas semua prodi. Skripsi terbaik itu murni dari review dokumen skripsi. Skripsi Award orientasinya pada produk,” pungkasnya.

Skripsi Award, tambahnya adalah murni hasil pilihan dan pilahan dari orang-orang yang benar-benar paham dan ahli di bidangya. Sehingga bisa dipertanggungjawabkan keabsahannya. (Rep:Sayyida,Faiz/Red:Am)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *