Hidayah, Siapa yang Tahu?
Hidayah? Siapa yang Tahu?

Manusia memiliki jalannya masing-masing, mereka memiliki cara untuk bertahan hidup dan mengisi kehidupannya dengan apa yang terlintas dalam hati dan pikiran, begitupun dengan keyakinan. Keyakinan tidak jauh dari kehidupan manusia, setiap insan memiliki keyakinannya masing-masing. Baik itu keyakinan karena bawaan dari keturunan maupun karena hidayah.
Hidayah di sini merupakan petunjuk Allah kepada umatnya untuk keselamatan dan kebaikan dalam hidup setiap manusia. Terdapat riga macam hidayah (petunjuk), yang pertama hidayah untuk semua makhluk, kedua hidayah berupa penjelasan dan keterangan tentang jalan yang baik dan yang buruk serta jalan keselamatan dan kebinasaan. Hidayah ini hanya berupa isyarat. Kemudian yang terakhir adalah hidayah taufik, ilham (dalam hati manusia untuk megikuti jalan yang benar) serta kelapangan dada untuk menerima kebenaran dan memilihnya. Hidayah yang terakhir ini merupakan hidayah yang paling sempurna, dan tidak semua orang bisa menemuinya.
Baca juga : MV 25, Predator yang Siap Hadang Para Lawan
Manusia diberikan kebebasan untuk memilih keyakinan atau agama yang sesuai dengan apa yang ia yakini. Tidak ada unsur paksaan di sini, karena keayakinan adalah sebuah pilihan dari setiap individu.
Akhir-akhir ini semua media yang ada di Indonesia gempar atau viral oleh seorang mentalis yang memutuskan untuk menjadi seorang mualaf (orang yang baru masuk Islam). Ya sebut saja master Deddy Corbuzier yang memiliki kepala pelontos dengan nama lengkap Deodatus Andreas Deddy Cahyadi Sunjoyo. Dia seorang pesulap profesioanal Indonesia keturunan Tionghoa ini telah resmi masuk Islam dengan mengucapkan kalimat Syahadat pada hari Jum’at 21 Juni 2019 di Masjid Mbejaji kompleks Pondok Pesantren Ora Aji, Sleman, Yogjakarta.
Dengan dibimbing oleh sahabatnya yaitu Gus Miftah kalimat syahadat telah terucap oleh pria yang berusia 42 tahun tersebut. Dengan disaksikannya banyak jama’ah yang berdatang bahkan kapolda sekitar pun turut menyaksikan beserta awak media yang kepo tidak mau ketinggalan sasaranya. Tidak lupa juga calon istri Master Deddy Corbuzier pun ikut mendampingi.
Melihat fenomena yang seperti ini tentunya banyak pernyataan netizen yang berceletuk aneh-aneh. Ada yang menganggap masuknya Deddy Corbuzier ke Islam dikarenakan mau menikah dengan tunangannya yang beragama Islam. Padahal tidak demikian menurut penjelasan ayah beranak 1 itu memastikan bahwa keputusannya masuk Islam bukan karena orang lain, melainkan hidayah dari Allah.
“Saya pindah karena hidayah,” kata Deddy Corbuzier di kediaman Ma’aruf Amin, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat 21 Juni 2019, dikutip dari Dream.
Deddy Corbuzier yang dulunya beragama Katholik dan mantan istrinya seorang muslim serta keluarganya yang beragam keyakinan. Hal ini bukan hal yang baru lagi untuk menyesuaikan posisi ketika dia telah berpindah keyakinan. Dari dulu dia sudah terbiasa dengan latar belakang yang beragam agama.
Baca juga : Nasib dan Takdir: Pemahaman yang Menjebak
Sehingga setelah Deddy menjadi seorang muallaf, dia tetap menjalin kerukunan dengan keluarganya, bahkan keluarga dan teman-temannya pun ikut mendukung ketika Deddy menyatakan menjadi seorang mualaf. Dalam vlognya pun menjelaskan bahwa seorang mantan mentalis ini sangat mencintai perbedaan yang beranekaragam dan sangat mencintai Indonesia yang Bhineka Tunggal Ika ini.
Fenomena selebriti yang menjadi muallaf bukan hal yang terjadi sekali saja, namun telah banyak para selebriti masuk ke dalam agama Islam (muallaf). Memang hal ini akan menimbulkan banyak celoteh dari para netizen yang kadang ada yang berceloteh hal itu hanya mencari sensasi agar naik daun bahkan ada juga yang mendukung dan memujinya.
Host Hitam Putih ini telah mempelajari agama Islam dari 8 bulan yang lalu bersama sahabatnya yaitu Gus Miftah. Sebelumnya dia belajar menjadi orang baik, begitupun dengan teman disekitarnya kebanyakan orang-orang Muslim yang baik. Sehingga dia tertarik untuk belajar Islam dan akhirnya memutuskan untuk mengucapakan kalimat Syahadat.
Betapa plongnya ketika ada saudara setanah air memilih untuk menjadi seorang mualaf tanpa ada unsur paksaan melainkan hidayah. Kita tidak tahu kapan hidayah itu turun dan ditujukan pada siapa. Melihat banyaknya agama resmi yang ada di Indonesia membuat kita sadar bahwa kerukunan antar sesama manusia itu harus dijaga meskipun beda keyakinan. Kebebasan beragama pun turut digaungkan dalam hal ini. Karena keyakinan tidak bisa dipaksakan begitu saja.
Cukup kita doakan kepada saudara-saudara setanah air, semoga apa yang telah mejadi keputusan dalam memeluk agama maupun keyakinan dari masing-masing individu dapat menjadikan kehidupannya lebih baik dan bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Serta dapat selalu menebarkan kebaikan tanpa rasa permusuhan dengan sesama manusia meskipun beda keyakinan. “Bagimu Agamamu, Bagiku Agamaku”. Agama bukanlah suatu penghalang untuk kita bersaudara, bersahabat dengan siapapun, karena sesama mahkluk hidup yang berakal layaklah untuk saling tolong-menolong tanpa melihat perbedaan.
Penulis : Dwi Prasasti
Editor : A.M