Polemik Pembakaran Kalimat Tauhid

Pembakaran bendera tersebut bukan berarti menolak, melecehkan atau mengingkari kalimat tauhid, namun kita hanya membakar atau menghilangkan propertinya saja, karena properti tersebut merupakan properti yang menjadi simbol bagi ormas yang sudah dilarang, namun untuk kalimat tauhidnya masih kita gunakan untuk berdzikir dan bermunajat kepada Allah setiap hari.

Sumber foto: Muslim Obsession

Oleh : Moh. Haidar Latief

Baru baru ini kita disuguhkan kegaduhan masalah pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid milik ormas yang baru saja dilarang di negara kita karena dianggap mengancam keutuhan NKRI, lalu ada yang berpendapat jika pembakaran bendera tersebut merupakan perbuatan yang keji dan tidak menghargai kalimat tauhid.

Lalu ditengah kegaduhan tersebut, Ketua GP Anshor Saiful Rahmat Dasuki, memberikan klarifikasinya terkait hal tersebut, dirinya menuturkan jika pada waktu itu sahabat-sahabat Banser melihat bendera yang tercecer dimana-mana, maka agar bendera tersebut tidak tercecer kemana-mana, dan tidak terletak sembarangan seperti di bawah, karena di bendera tersebut terdapat kalimat tauhid, maka sahabat-sahabat Banser menyelamatkan bendera tersebut dengan cara membakar bendera tersebut agar tidak terjatuh di tempat yang tidak semestinya.

Jika kita amati dari selain sisi syariat, memang tindakan semacam ini terkesan seperti tidak menghormati, tidak mengahargai, dan terkesan ada unsur pelecehan namun jika ditinjau dari kacamata syariat maka kegiatan semacam ini justru tidak menjadi masalah, karena jika kita melihat mushaf Al Quran atau Asma Allah yang tercecer disembarang tempat kita wajib untuk memindahkanya ketempat yang lebih tinggi agar kehormatan kalimat tersebut tetap terjaga, bahkan terkadang kita dianjurkan untuk menghapus kalimat-kalimat tersebut ketika kalimat tersebut tertulis pada tempat yang tidak semestinya, salah satunya dengan cara membakarnya, begitu juga ketika dikhawatirkan tidak bisa menjaga kehormatanya.

Pembakaran bendera tersebut bukan berarti menolak, melecehkan atau mengingkari kalimat tauhid, namun kita hanya membakar atau menghilangkan propertinya saja, karena properti tersebut merupakan properti yang menjadi simbol bagi ormas yang sudah dilarang, namun untuk kalimat tauhidnya masih kita gunakan untuk berdzikir dan bermunajat kepada Allah setiap hari.

Begitu juga ketika kita melihat bendera merah putih milik negara kita Indonesia tergeletak dibawah ambillah, jangan biarkan bendera Indonesia tidak terurus tergeletak di bawah lalu injak-injak oleh orang yang berjalan diatasnya sebagai bentuk rasa cinta terhadap Indonesia, karena dulu para pejuang kemerdekaan sangat bersusah payah hanya demi mengibarkan bendera merah putih.

Namun dari peristiwa itu oknum-oknum kembali bermunculan, mereka memanfaatkan peristiwa ini untuk kembali mempecah-belah NKRI, dengan dalih pembakaran kalimat tauhid merupakan suatu bentuk pengingkaran terhadapnya, maka mereka melakukan provokasi-provokasi dan jika orang yang tidak berfikir panjang tentang hal ini, maka akan mudah untuk terprovokasi.

Maka sebaiknya kita tidak mudah diprovokasi oleh oknum-oknum seperti itu, oknum-oknum yang merusak stabilitas nasional, memperkeruh politik nasional, dan ingin mempecah belah NKRI, bersiaplah, karena tugas pemuda di saat ini semakin berat, maju dan mundurnya NKRI ada di pundak kalian wahai pemuda-pemuda bangsa. Maka janganlah kalian hanya berleha-leha saja, kuatkanlah rasa cinta kalian terhadap tanah air agar muncul rasa nasionalisme pada diri kalian, setelah itu majulah ke depan lalu perkokohlah pertahanan nasional dan stabilitas nasional dalam rangka mengisi kemerdekaan dan berterima kasih kepada para pendiri bangsa yang telah dengan susah payah merebut kemerdekaan Indonesia dari tangan para penjajah, karena Indonesia merdeka bukan hadiah, namun Indonesia merdeka penuh dengan darah, penuh dengan perjuangan dan pengorbanan dan kita sekarang hanya tinggal menikmati kemerdekaan ini, maka tugas kita hanya mengisi kemerdekaan saja, tentu dengan hal-hal yang mebuat para pahlawan bangga dengan apa yang kita lakukan, jangan dengan perbuatan yang membuat sedih para pahlawan seperti terpecah belahnya NKRI.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *