Menjadi Manusia Seutuhnya ?

foto : sadrapress.sadra.or.id
Judul : Manusia Seutuhnya
Penulis : Murtadha Muthahhari
Penerbit : Sadra Press
Tahun terbit : 2013
Halaman : 294
ISBN : 9786029261295
Resentator : Hasan Ainul Yaqin
Buku Manusia seutuhnya atau insan kamil dalam Bahasa arab merupakan kumpulan majlis Sayyid Murtadha Muthahhari saat memberikan ceramah kepada muridnya di berbagai majlis. Suatu penghargaan yang patut dipuji bagi orang yang peduli telah menyajikan kumpulan ceramah pemikir asal Iran beraliran Syiah ini dalam sebuah literatur. Kemudian terbit dalam sebuah buku. Sehingga dengan berbentuknya buku , ceramahnya dapat dinikmati khalaya luas di sepenjuru dunia jika ingin menjelajahi pemikiranya khususnya dalam kancah wacana keislaman. Seperti buku insan kamil/manusia seutuhnya studi kritis berbagai pandangan filosofis.
Sebelumnya kita dibuat bertanya tanya mengenai siapa insan kamil itu ? apakah segelintir orang yang patut mendapat predikat insan kamil? Kalau begitu, bagaimana bagi orang lain jika ingin sampai pada taraf insan kamil atau manusia seutuhnya. Apa yang harus dikerjakan? Dan siapa yang berhak memberi stanpel kalau orang tersebut dicap sebagai insan kamil ? apakah manusia di luar dirinya atau berdasar pengakuan dirinya sendiri ?
sepertinya yang terakhir amat salah dimakmumi meski banyak dalam realitas zaman ini zaman perang antar saudara bergelimpangan dimana mana. Segelintir orang mengaku paling suci, paling benar, dan paling pantas mendapat kedudukan mulia di hadapan tuhan. sementara yang lain. Beda imam, beda pilihan, beda golongan dianggapnya kafir, sesat, masuk neraka dan halal darahnya. Tentu kalau ada manusia semacam ini bukanlah manusia seutuhnya/insan kamil sebagaimana al quran jelaskan yang diurai dalam pemikiran Murtadha di buku tersebut.
Dua Cara Mengenal Manusia Seutuhnya
Menurut Murtadha, ada dua cara mengenal manusia sebagai insan kamil. Pertama melihat bagaimana al quran dan hadist menggambarkan sosok manusia itu. yang jelas dalam Islam sebagaimana Al quran uraikan bahwa manusia yang baik bukan hanya mereka yang selalu meluruskan dirinya secara transenden dalam arti secara ketuhanan atau ibadah ritual, dan mengabaikan pada segi kemanusiaan atau segi sosial.
Karenanya, ada sebuah kisah dalam kitab Durrotun nasihin, lelaki sholih yang selalu ibadah tepat waktu, bergegas ke masjid menunaikan ibadah ritualnya di hadapan sang tuhan alam semesta. Karena keuletan dan kekhusuk an dalam beribadah, sehingga pria ini mengabaikan nafkah kebutuhan hidup anak istrinya yang menjadi tanggung jawabnya sebagai sosok kepala keluarga. Lalu nabi menegurnya, bahwa orang sholih bukanlah yang sedemikian sehingga melupakan kondisi keluarganya. Melalui dasar ini, kita dapat menyimpulkan, orang sholih ialah mereka yang taat kepada tuhan dan tidak mengabaikan kondisi keluarga serta peduli kepada seksama manusia apapun jenis manusia itu dan dari latar belakang apa keagamaan yang dianutnya. Tentu Allah sudah merangkumnya semua ini dalam kitab suci Al quran kalau kita memahaminya secara bijak.
Tipe kedua cara mengenal manusia seutuhnya yaitu mengenal langsung setiap individu yang segala tindakan dan ucapannya terbina sesuai dengan al quran dan hadist perintahkan. Seperti yang disebutkan di atas, seruan tuhan memerintahkan kepada manusia menjadi Kholifah fil ardi. Dengan meneguhkan keyaqinan akan adanya tuhan juga diiringi melakukan segala perintahnya dan menjauhi larangannya.
Perintah Allah dalam al quran yang dijabarkan dalam karya ini yaitu mempererat hubungan antar sesama manusia. Menjalin hubungan baik dengan orang lain tidak cukup kita berbuat apa yang mereka inginkan dan apa yang kita mau. Sesama manusia harus sama merasakan penderitaan jika saudara kita ditimpa bencana. Bencana alam, musibah, atau berupa penindasan yang dilakukan oleh pemimpin yang zalim.
Pemimpin zalim mereka yang tidak memenuhi kewajiban sebagai pemimpin, dan mereka yang telah mencabik cabik nilai kemanusiaan itu sendiri terhadap rakyatnya. Dalam konteks Indonesia, tentu bangsa kita mengalami sejarah pilu dimana kedudukan manusia ditumpas habis oleh kekejaman negara. Mereka ditindas dan dirampas haknya selama orde baru berkuasa. Oleh sebab itulah mengasihi pemimpin yang zalim secara tidak langsung menzalimi orang orang lemah yang dizalimi. (hlm 235)
Terakhir manusia sebagai master peace, memelihara bumi sebagai tempat pijakan manusia. Dari bumilah manusia bergantung nyawa memenuhi kebutuhan hidupnya. Jika kita tidak mampu merawatnya dengan baik, setidaknya tidak merusakaknya hanya memenuhi hasrat hitungan ekonomis semata.
Ifrat (berlebihan) Dalam Ibadah.
Manusia memang diciptakan oleh tuhan untuk ibadah. Beribadah kepada tuhan berupa munajat, doa, bertaqwa dan sebagainya. Ibadah manusia dengan tuhannya memang bukanlah sesuatu yang terpisahkan. Namun yang menjadi masalah apabila ibadah manusia dengan tuhan terlalu berlebihan dalam arti tidak mau tahu pada aspek lain kecuali ibadah. Sehingga berkesimpulan bahwa agama Islam sebatas agama yang berkutat pada ibadah, sholat, pergi masjid, dan seterusnya. Aktivitas ini bukan sesuatu yang salah, justru harus dilaksanakan, akan tetapi ada kegiatan lain yang seharusnya umat Islam tidak mengabaikan.
Agama Islam adalah ajaran universal. Pesan yang disampaikan tidak melulu pada persoalan ibadah semata. Seperti dalam buku Islam dan Teologi pembebasan karya Ali Asghar Engeneer. Islam merespon betul membicarakan pembebaskan manusia dari kubangan kemiskinan dan penderitaan akibat penindasan yang dilakukan segelintir orang kaum pemodal kafir quraisy.
Mengapa perjuangan nabi dalam membawa panji Islam mendapat rintangan yang bertubi tubi ? tentu jawaban logisnya, bukan karena nabi mengajarkan sujud dan ibadah ritual lainya. Tetapi karena visi misi nabi yang menantang status quo kaum quraisy untuk membebaskan perbudakan pada masa itu.
Saya kira, ini yang perlu dijadikan renungan bagi kaum agamawan saat ini sebagai pewaris nabi. Kalau agamawan seoalah menutup mata pada persoalan kompleks yang menimpa apalagi sampai mengamini terjadinya perlakuan tidak beres dilakukan negara atau pihak lain yang mendatangkan kesakitan pengikutnya demi menyembah pada kekuasaan, maka dalam Bahasa Julian Benda ini yang disebut penghianatan kaum cendikiawan.
Keseimbangan hidup nabi menggambarkan sosok insan kamil. Hidup yang dijalaninya tidak berkutat pada persoalan ibadah semata. tetapi beliau merespon kejadian sosial yang menimpa umatnya dan pada manusia secara umum. Bukti ini memperjelas bahwa agama Islam adalah agama yang bukan bicara soal hubungan manusia terhadap tuhan saja. Melainkan lebih dari itu jika Islam dipahami secara lebih luas dengan berbagai kekayaan paradigma.
Pemikiran Murtadha Muthahhari yang dituangkan dalam buku manusia seutuhnya tidak begitu lugas dan komprensif memaparkan wacana keislaman. Karenan memang buku ini bukan karya otentik yang ditulis secara serius. Melainkan hasil ceramah beliau dari majlis satu ke majlis lain. Kiranya perlu diapresiasi pula yang telah bersedia menulisnya demi memperkaya wawasan keislaman sehingga pemikiran beliau tidak terpendam begitu saja dan dapat dinikmati banyak orang yang tidak sempat berjumpa dengan Sayyid Murtadha.
Murtadha memadukan pemikirannya secara seimbang. Antara Islam sebagai agama ritual dan Islam agama Sosial. Akan tetapi hubungan sosial setelah ditelaah dalam buku ini, tidak beliau katagorikan sebagai ibadah. Ibadah menurut Murtadho hanya berkaitan dengan tuhan semata. sedangkan kepada sesama manusia berupa sikap yang seharusnya manusia lakukan sesuai al quran perintahkan. Berbeda dengan tokoh ulama lain yang meletakkan hubungan baik pada manusia adalah ibadah sosial.