Mahasiswa Harus Kawal Pemilu 2019 Mendatang
Upaya meminimalisir isu hoax, isu sara, dan politik uang dalam masyarakat lewat media sosial sebagai sarana yang paling tepat mengembangkan berita-berita negatif.

Panitia foto bersama dengan para pembicara seusai seminar, Senin (5/11). Foto: Arifan
Justisia.com – Senat Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum menyelenggarakan acara Seminar Legislatif bertema “Peran Mahasiswa Dalam Menghadapi Isu Hoax, Isu Sara, Politik Uang demi Upaya PEMILU Damai” di Auditorium II Kampus 3 UIN Walisongo Semarang.
Menurut seorang pakar politik UIN Walisongo, Nur syamsuddin, pemilu sebagai sarana warga negara Indonesia untuk menyampaikan haknya. Warga negara meyampaikan suara karena kesadaran bukan karena organisasi atau politik uang.
Mahasiswa berperan aktif dalam pemilu 2019 mendatang, Sebagai generasi yang hidup dizaman tekhnologi mahasiswa harus bisa menggunakan media sosial dengan bijak dan cerdas, terkhusus karena perannya, mahasiswa sebagai penerima informasi pertama yang nantinya disebarkan kepada masyarakat.
Upaya meminimalisir isu hoax, isu sara, dan politik uang dalam masyarakat lewat media sosial sebagai sarana yang paling tepat mengembangkan berita-berita negatif. Nantinya akan beredar dalam masyarakat yang dampaknya sangat merusak.
“Pemilu sukses sebagai perwujudan demokrasi, baik demokrasi prosedural maupun demokrasi substansional, demokrasi berdasarkan aturan hukum sehingga tidak ada pelanggaran-pelanggaran tata aturan didalamnya,” terang pria kelahiran Jepara yang kami wawancarai usai seminar legislatif (Senin 05 Nopember 2018 di Audit 2 kampus 3 UIN Walisongo)
Pria paruh baya ini juga berharap pemilu 2019 benar-benar menghasilkan calon presiden, DPR, dan DPD yang benar-benar bisa mewujutkan Indonesia yang lebih baik dengan kebijakan-kebijakan yang dibuat nantinya.
Menanggapi isu money politic yang pembuktiannya begitu sulit, masyarakat dan mahasiswa dianggap perlu memjadi pengawas PEMILU mendatang, setidaknnya mengawas suara bagi dirinya sendiri.(rep: anisa/arifan)