penampilan tarian dari salah satu agama,minggu (10/12)

Justisia.com – Semarak lagu dan alunan musik tampak mengiringi suasana lebih sejuk, menambah keharmonisan bagi masyarakat dengan latar belakang yang berbeda untuk berbaur satu sama lain di acara pentas seni lintas agama. Pria berkacamata tampak mondar-mandir kesana kemari memantau alur acara yang dimulai pada jam 09.00 21.00 di gedung Sukosari, Semarang, Minggu (10/12).

Tema yang bertajuk “Damai Kotaku Semarang Hebat” agar menjadi pertanda bahwa kota yang terkenal julukan Kota lumpia ini, menjadi barometer bagi daerah lain untuk menciptakan kerukunan dan kebaikan antar ummat beragama. Pria yang memiliki nama lengkap Yohanes Gabriel Ari Purtanto selaku Ketua panitia tersebut, meyaqini bahwa tema yang diusung oleh segenap panitia bukan dari siapa siapa, melainkan dari Allah semata.

“Allah yang memunculkan niat baik kita, inisiatif semuanya dari Allah, kalau kita mau berbuat baik, semuanya berjalan,” ngakunya pria yang notabennya agama Katolik tersebut.

Sebelum acara pentas seni lintas agama, serangkai acara sudah dimulai dihari sebelumnya, sabtu (09/12). yaitu pameran Kitab suci masing-masing agama, dari Kristen, Katolik, Buddha, Hindu, Kong hu Cu, dan Islam. Semuanya tampak berjejer membuka stand digedung yang terletak pas di samping Gereja Katedral sambil memperlihatkan masing-masing kitab suci agamanya.

“Kemarin kita melakukan perkenalan masing-masing agama, sehingga jelas mendengar informasi dari sumbernya langsung. Dari semua agama semuanya mengajarkan kebaikan dan saling memaafkan,” ungkapnya.

Kristina yang tampak berdiri bersama kitab suci Kristen didepannya, tiada habisnya menjelaskan ajaran agama Kristen ketika ada pengunjung menghampiri sekedar tanya jawab soal agama Kristen. Meski ia bukan pemuka agama, namun pemahaman keagamaan yang diperoleh dari belajar dan membaca, menambah wawasan dan memperkuat keyaqinannya akan tuhan.

“Saya dapat ilmu ini dari belajar, rindu akan firman tuhan, rindu membaca,” katanya.

Konflik atas nama agama terus mengintai dipermukaan, saling membunuh tanpa sebab yang jelas tidak jarang ditemukan, namun semua itu menurut wanita separuh baya ini, bukanlah perintah ajaran agama, setiap agama mengajarkan kebaikan kepada tuhan serta kepada sesama manusianya.

“Allah itu maha kasih, bagaimana kita mau ditolong Allah, kalau kita tidak mengasihi sesama manusianya,” ucapnya sambil mengeluarkan dalil Matius:22

Pertunjukkan barongsai dan tarian agama seperti tarian sufi yang terinsprirasi oleh Maulana Jalaluddin Rumi, mewarnai lokasi menjadi lebih seru dan hidup meskipun suara hujan sedikit menggaduhkan, sikap antusias penontonpun menambah kehangatan untuk berbaur duduk bersama menyaksikan pertunjukkan yang disajikan oleh masing masing agama.

Keberagaman memang bukanlah suatu keniscayaan yang tak terbantahkan untuk ditolak, meskipun berbeda keyakinan, bukan berarti harus menutup muka terhadap umat yang berbeda pandangan, karena menurut wanita pensiunan Pegawai Negeri Sipil ini, semua agama adalah sama, sama-sama mengajarkan kebaikan menuju tuhan.

“Untuk menuju allah banyak caranya, sesuai cara yang ditawarkan oleh ajaran masing masing agamanya,” pungkasnya. (Red:Ink/ed:Dnl)

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *