Kau Rumahku
Berakhirnya waktu,
Aku akan direbahkan di tanah
Segalanya hilang, kecuali satu
Apa yang ku persembahkan pada rumahku

(sumber ilustrasi: flikr.com)

Oleh: Alhilyatuzzakiyah Hay
Masa kecilku,
Ku lihat banjir menerobos rumahku
Cacing-cacing menghiburku seakan-akan berlomba-lomba membuatku tertawa
Di bawah kursi bambu yang ku duduki, di lantai tanah rumahku
Masa kecilku,
Ku lihat film Gerhana sewaktu Taman Kanak-kanak
Aku bertanya, apakah dia Tuhan? Dia kan sakti
Bisakah aku menjadi Nabi yang menemukan Tuhan? Senangnya
Masa kecilku,
Aku bermain-main dengan kambing-kambing Bapakku
Siangnya aku curi buku-buku Bapakku mencari cerita Malin Kundang,
Si Kancil, Keong Mas, dan sebagainya.
Berjalannya waktu,
Ku temui Thales. Ia bertanya; “What is the nature of the world stuff?”
Apakah sebenarnya bahan alam semesta ini? Ia jawab; air
Ia hidup tahun 624-546 SM, ia merenungi alam semesta ini
Mungkin jika ia hidup zaman post-modern saat ini ia tak kan bertanya seperti itu
Tapi ia kan bertanya kenapa ia dikhianati?
Lalu,
Seorang pelacur dalam kitab hikmah menceritakan bahwa;
Ia masuk surga karena memberikan minum kepada seekor kucing yang kehausan
Susah payah pelacur mendapatkan air, diminumkannya kepada seekor kucing
Thales berkata bahwa air itu penting bagi kehidupan
Dalam periode modern Thales bertanya siapa yang membuat air keruh?
Jawabannya ialah mereka yang menyakiti air
Bertemulah Thales kepada seorang pelacur di surga
Kenapa kamu di sini?
Karena Allah tahu pegorbananku itu ikhlas
Bertemulah Thales kepada Baginda Nabi SAW di surga
Wahai Nabi apa itu pengorbanan dan keikhlasan?
Pergilah kau kepada Adam
Bertemulah Thales dengan Adam
Kenapa ia masuk surga Nabi?
Renungilah kenapa aku di dunia
Berakhirnya waktu,
Aku akan direbahkan di tanah
Segalanya hilang, kecuali satu
Apa yang ku persembahkan pada rumahku