(sumber illustrasi: fineartamerica.com)

Oleh: Faisal

Dikurung sepi dan di kebiri kesendirian

Berjalan tanpa arah ditengah kegelapan

Menembus gelapnya masyarakat urban perkotaan

Melawati kabut surga bagi pemujanya

Peluk diri ini…

Makan jantung ini….

Tengok dengan kedua bola mata itu

Dan ciumlah aroma dari semua raga ini

Oh.. surga hanyalah bualan semata

Dan neraka adalah eradikasi fiksi nyata

Kehampaan itu bernyawa

Kegelapan itu bersenyawa

Hangat, lembut, tenang, membelai dengan anggun

Menjalar menutup, telinga, mulutu hingga pikiran

Tenggelam dalam lautan

Terlelap dalam keramaian

Tangan yang membiru tak sempat untuk memelukmu

Bibir yang memutih tak sempat untuk mengecupmu

Mata yang kian sayu tak mampu memandangimu

Kehampaan ini bersenyawa dan kegelapan ini memakanku

Mati dalam indahnya neraka

About Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *