Slamet Hambali: Konsep Baru dalam Penentuan Arah Kiblat

Istiwa Ain

Istiwa Ain
Istiwa Ain
SEMARANG – Program Studi Ilmu Falak Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Walisongo Semarang menyelenggarakan Seminar Naional dengan tema “Uji akurasi Istiwa’aini: metode praktis menentukan arah kiblat, karya: Slamet Hambali”. Menurut Dr. H. Arja Imroni, M, Ag selaku ketua program studi Ilmu falak mengatakan bahwa seminar ini merupakan bentuk apresiasi terhadap penemuan bapak Slamet Hambali dalam penentuan arah kiblat. Istiwa’aini ini adalah penemuan kedua oleh Dosen Ilmu Falak yang akrab disapa pak Slamet ini. sebelumnya beliau sudah pernah menemukan metode pengukuran arah kiblat dengan menggunakan segitiga siku – siku yang kemudian di sebut dengan pengukuran arah kiblat setiap saat.
Lebih lanjut Arja mengatakan bahwa ilmu falak akan menjadi salah satu ikon atau program unggulan dalam proses konversi IAIN Walisongo Menjadi UIN Walisongo. Oleh karenanya kajian berbasis ilmiah terhadap ilmu falak akan terus dikembangkan. Tentunya dalam hal ini juga sangat diperlukan kerjasama yang baik di semua lini dalam lingkungan IAIN Walisongo Semarag diharapkan agar birokrasi dapat memberikan kebijakan – kebijakan yang berpihak dalam pengembangan ilmu falak, salah satunya dengan mematenkan penemuan-penemuan dari bapak Slamet Hambali, sang maestro ilmu falak yang sudah tidak diragukan lagi kemampuannya dalam kajian keilmuan falak.
Dalam Seminar yang dilaksanakan pada Kamis, 5 desember 2013 ini panitia mendatangkan tiga narasumber yang memang sudah sangat membidangi dalam hal astronomi dan ilmu falak. Yaitu Drs. KH. Slamet Hambali, selaku penemu istiwa’aini sekaligus dosen ilmu falak IAIN Walisongo Semarang. Adapun sebagai penguji adalah Drs. H. Hendro Setyanto, M. SI dari Tim Hisab Rukyat Pusat, dan Ma’rufin Sudibyo, M.SI peneliti Rukyatul Hilal Indonesia (RHI). Dalam seminar yang diadakan di Aula 1 IAIN Walisongo Semarang ini yang menjadi agenda utamanya adalah pengujian terhadap instrumen falak yang baru ditemukan oleh Slamet Hambali, yang dinamakan dengan istiwa’aini. Alat ini merupakan instrumen falak sederhana yang terdiri dari dua tongkat istiwak, dimana satu tongkat berada di titik pusat lingkaran dan satunya lagi berada di titik 0 lingkaran. Istiwa’aini di design untuk mendapatkan arah kiblat, arah utara sejati dan sebgainya dengan akurat dan biaya yang murah. Dengan adanya dua tongkat istiwak tersebut, istiwa’aini memilki fungsi yang sama dengan theodolite yang harganya sangat mahal.
Sosialiasi istiwa’aini sebelumnya sudah pernah dilakukan pada 23 oktober lalu dan telah dilakukan percobaan pada tanggal 24 oktober di Masjid Agung Jawa Tengah. Dalam uji akurasi ini ada sekitar 200 lebih peserta yang turut berpartisipasi baik dari kalangan dosen maupun mahasiswa mulai S1, S2 hingga S3. Selain itu hadir pula beberapa ormas dan komunitas – komunitas falak dari seluruh Indonesia. Banyak pertanyaan– pertanyaan serta usulan–usulan yang mereka ajukan terkait akurasi dan optimalisasi fungsi dari alat tersebut juga terkait nama dan bahan yang digunakan. Namun secara umum seluruh partisipan yang hadir pada seminar tersebut memberikan apresiasi yang setinggi – tingginya terhadap karya ilmiah yang sangat luar biasa tersebut. dalam sambutan yang disampaikan oleh Bapak Arif Budiman sebagai wakil dekan pada pembukaan seminar tersebut mengatakan bahwa penemuan ini adalah meruapakan upaya yang dilakukan oleh Slamet Hambali untuk nguri – nguri ilmu falak yang masih kurang populer. Sehingga diharapkan seminar ini selain sebagai bentuk apresiasi juga sebagai pemicu dan pemacu bagi dosen dan mahasiswa maupun masyarakat umum yang berminat mempelajari dan mengembangkan ilmu falak. (justis/fitri)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *